Jakarta, CNN Indonesia -- Hari pertama Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta ternyata tak berjalan begitu ideal. Pria kelahiran 1969 tersebut 'salah kostum' (saltum) dalam berbusana dinas pada hari pertamanya berkantor di Balai Kota DKI Jakarta kemarin.
Pria yang akrab dengan sapaan Sandi itu mengenakan sepatu olahraga yang dipadukan dengan busana dinas Pemprov DKI.
"Ya, memang keseharian saya seperti ini," ujar Sandi seraya tertawa di sela-sela kunjungannya ke Dinas UMKM.
Dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas disebutkan bahwa Gubernur, Wakil Gubernur, dan Pegawai Negeri Sipil Pemprov DKI Jakarta wajib menggunakan pakaian dan atribut dinas saat bertugas. Selain pakaian dinas harian (PDH), terdapat pula kewajiban lain, yaitu mematuhi kelengkapan yang terdiri dari ikat pinggang nilon hitam, kaos kaki hitam, dan sepatu pantofel hitam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, poin sepatu pantofel ternyata tak diketahui Sandi. Itu tampak saat Sandi ditanya wartawan terkait peraturan Pakaian Dinas soal sepatu. Sandi menjawab dengan keraguan, "Kalau enggak salah cuma baju ininya (pakaian dinas), sepatunya enggak diatur."
 Sepatu yang dikenakan Sandiaga Uno saat berdinas tidak sesuai dengan ketentuan. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta) |
Para awak media pun memberitahu Sandi bahwa sepatu pantofel wajib dikenakan seluruh pegawai Pemprov. Kemudian, pria yang juga pengusaha itu mengaku bahwa memakai pantofel memang terasa kurang nyaman untuk melangkah.
"Kadang-kadang pantofel kan susah dibawa jalan, mobilisasi. (Peraturan) harus fleksibel? Kalau semuanya enggak bisa melihat perkembangan zaman, akan sulit bersaing," ujar Sandi.
Lain halnya dengan Sandi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenakan PDH lengkap dengan atribut yang sesuai.
Adapun sepatu olahraga yang dikenakan Sandi pada hari pertamanya berdinas itu bermerek SandiUno itu diproduksi terbatas sebanyak 500 unit. Sepatu hitam bersol putih itu, kata Sandi, dibandrol dengan harga Rp399.000 pada awal peluncurannya. Namun, dua pekan kemudian harganya merosot menjadi Rp200.000 karena banyak produk tiruannya.
(kid/sur)