Fahri Hamzah Minta Penolakan AS Atas Gatot Disikapi Serius

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Senin, 23 Okt 2017 14:13 WIB
Pemerintah lewat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi harus segera meminta klarifikasi resmi dari otoritas terkait pemerintah AS terkait Gatot Nurmantyo.
Fahri Hamzah meminta penolakan Amerika Serikat (AS) terhadap Panglima TNI Gatot Nurmantyo disikapi serius. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta pemerintah Indonesia tidak menganggap remeh peristiwa penolakan kedatangan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ke Amerika Serikat. Hal itu diklaim sebagai cara menjaga nama baik dan kedaulatan bangsa Indonesia di mata negara lain.

“Ini jangan dianggap sederhana. Kita sebagai bangsa besar yang berdaulat tidak boleh dengan semudah itu juga memaafkan,” ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/10).

Fahri menuturkan, pemerintah lewat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi harus segera meminta klarifikasi resmi secara langsung dari otoritas terkait pemerintah AS. Ia berkata, klarifikasi yang disampaikan Duta Besar AS di Indonesia masih belum cukup mengklarifikasi peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain demi nama baik dan kedaulatan, Fahri menegaskan, klarifikasi penolakan langsung pemerintah AS terhadap Gatot untuk mengantisipasi adanya motif intervensi AS terhadap Indonesia. Menurut dia, sejarah AS sebagai negara yang kerap mengintervensi negara lain perlu diwaspadai.

“Kita tahu Amerika ini dalam sejarahnya memang negara yang suka intervensi negara lain. Jadi kita juga waspada, apa maksudnya gitu,” ujarnya.
Fahri membeberkan, salah satu bentuk intervensi AS terhadap negara lain bisa dilihat dari publikasi dokumen peristiwa tahun 1965 di Indonesia yang baru saja dirilis. Dokumen itu memperlihatkan AS melakukan intervensi di tengah kondisi Indonesia yang tidak stabil.

AS sebagai negara besar dinilai akan selalu ambil bagian dalam mengontrol negara lain sebagai upaya menjalankan politik luar negarinya.

“Kita tahu Amerika ini kadang-kadang dia punya mau menjelang tahun-tahun politik. Lagi goyang-goyang dalam negeri,” ujar Fahri

Di sisi lain, Fahri mengklaim, tidak mempercayai adanya kesalahan koordinasi di balik penolakan kedatangan Gatot Nurmantyo ke AS. Sebagai negara maju, AS disebut memiliki sistem koordinasi satu atap yang sangat baik.

Bahkan, Fahri menyebut, kesalahan koordinasi seharusnya tidak terjadi karena kehadiran Gatot ke AS diundang langsung oleh Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph Francis Sunford Jr.

“Ini between military and military. Militer itu sangat disiplin. Tidak mungkin lah administrasi militer Amerika Pentagon yang begitu hebat itu bisa kecolongan,” ujarnya.
Lebih dari itu, Fahri mengapresiasi, jika Gatot menolak hadir memenuhi undangan Joseph karena kecewa dengan penolakan pemerintah AS tersebut. Tindakan itu juga sebagai bentuk peringatan kepada AS agar tidak menyepelekan Indonesia.

Sebab, Fahri berkata, pernah berhari-hari bersama dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membahas rencana kedatangan mantan Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice ke Indonesia. Hal itu sebagai bentuk keseriusan Indonesai membangun kerja sama dengan AS.

“Kalau orang Amerika mau datang kita serius nyiapin. Kalau mereka ini (anggap penolakan Gatot Nurmantyo) urusan administrasi saja, menurut saya ngawur. Tepat itu sikap Panglima TNI tidak mau datang,” Fahri. (djm/djm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER