Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah membuka kemungkinan menurunkan status Gunung Agung. Frekuensi gempa yang terus turun menjadi indikatornya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan mengkaji data-data dalam tempo dua hari.
Kepala Pusat PVMBG Kasbani mengatakan, gunung setinggi setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu mengalami tren penurunan aktivitas kegempaan. Hal itu menjadi salah satu tanda bahwa aktivitas vulkanik menurun.
“Kalau memang turun terus, kemudian ada data lain yang mendukung, ya kami lihat dulu dua hari ini. Ada beberapa yang harus kami masukkan,” kata Kasbani, di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (26/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data PVMBG, seperti dikutip dari
Antara, menyebutkan bahwa frekuensi gempa pada pemantauan Senin (23/10) mulai pukul 00.00-12.00 WITA, mencapai 85 kali gempa. Sebelumnya, jumlah gempa per hari berfluktuasi dari angka 500 hingga 1.000 kali gempa.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi status Gunung Agung. Keputusannya akan diumumkan pada Minggu (20/10).
“Sekarang sedang menata dengan berbagai kemungkinannya,” kata Luhut, yang ditemui seusai rapat kajian status Gunung Agung.
Rapat itu sendiri dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Kapolda Bali Petrus Reinhard Golose, Pangdam Udayana Komaruddin Simanjuntak, dan Kasbani.
Pastika menjelaskan, Gunung Agung saat ini berstatus Awas. Pengumuman penurunan status akan dilakukan bila didukung data yang kuat dari PVMBG. Pengumuman penurunan status Gunung Agung akan diumumkan setelah ada keputusan dari PVMBG.
“Jadi kami masih tunggu satu-dua hari lagi karena masih ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan lebih serius. Kelihatannya status akan segera diturunkan, sehingga dengan demikian kegiatan masyarakat bisa lebih (baik),” kata dia.
Tentang status Kebencanaan Bali, Pastika mengatakan bahwa pihaknya belum memutuskan perpanjangan masa Siaga Darurat untuk wilayah Bali yang habis pada Kamis (26/10). Keputusannya pun akan mengikuti keputusan PVMBG. “Mudah-mudahan tidak diperpanjang,” imbuhnya.
Menurut Pastika, bencana Gunung Agung berdampak pada banyak hal. Selain beban logistik warga yang mengungsi, kunjungan wisatawan ke Bali pun turun 30 persen. “Bayangkan, kalau pengungsi 150 ribu (orang), maka 50 ton beras saya harus siapkan setiap hari. Belum kesehatan, pendidikan dan hal lain banyak sekali,” tutupnya.