Serang, CNN Indonesia -- Sebanyak 65 siswa SDN Bantar Panjang terpaksa belajar di dalam tenda darurat. Sekolah yang beralamat di Kampung Lembur Asem, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten itu sudah tak layak, dengan beberapa dinding yang retak, lantai pecah dan atap bolong di banyak sisi.
Cicih Sri Asih, Kepala Sekolah SDn Bantar Panjang mengatakan pilihan itu diambil karena tak mau berada di sekolah yang bikin was-was.
"Ibu ke sini kondisinya udah retak-retak, pas kemarau kemarin makin retak. Nyaman, enggak nyaman harus nyaman, dari pada menempati bangunan nanti runtuh, kaminya juga was-was," kata Cicih Sri Asih, Kepala Sekolah SDN Bantar Panjang, saat ditemui di sekolahnya, Kamis (26/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cicih bercerita kalau terpaksa puluhan muridnya harus belajar di pengapnya udara tenda berlantai tanah hingga bangunan sekolahnya dibangun kembali dan siap digunakan.
Untuk mengurangi penumpukan siswa yang kini belajar secara bersamaan, pihak sekolah dibantu warga dan polisi membangun tenda dari bambu beratap dan berdinding terpal biru.
"Karena bangunan mau ambruk, kami takut ada korban, maka nya kami bikin tenda darurat, hasil musyawarah masyarakat, wali murid, kepala desa dan lain-lain," terangnya.
Bangunan sekolah yang berdiri sejak tahun 1980'an ini, bisa ditempuh selama dua jam dari pusat Kota Serang, tempat Ratu Tatu Chasanah, Bupati Serang berkantor.
Kondisi jalanan yang masih berbatu, dipastikan becek saat hujan tiba. Perjalanan menuju sekolah ini dari pusat kota akan melewati pemandangan sawah dan hutan kampung yang masih terlihat asri.
"Ada penggabungan kelas, sebelah sini kelas lima sampai enam, sebelah lainnya untuk kelas tiga sampai empat, sementara kelas satu sampai dua, ada di bawah," jelasnya.
(ndi/rah)