Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berpesan kepada kadernya agar tidak menggunakan segala cara untuk memenangkan pemilihan kepala daerah, terutama terkait isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
Hal itu disampaikannya saat pidato deklarasi bakal calon gubernur dan wakil gubernur Bali di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (11/11).
"Saya tidak akan gunakan cara tidak sehat yang tidak memberikan pelajaran baik bagi masyarakat. Memilih pemimpin itu untuk pemerintahan, bukan pemimpin agama," ujar Megawati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megawati menjelaskan, penggunaan isu SARA dalam berkampanye, merusak prinsip berdemokrasi. Hal itu justru dapat merugikan masyarakat sendiri.
Dengan menggunakan isu SARA maupun hal negatif, menurut Megawati membuat pemilihan tidak lagi menjadi instrumen penyalur aspirasi masyarakat, dan hasilnya pun diragukan.
"Terbayangkan tidak kalau pemimpin yang akhirnya mencari kemenangan dengan cara yang tidak positif untuk menang. Pertanyaan saya apa lima tahun bisa memimpin dengan baik, bisa memproyeksikan tata kelola pemerintahan dengan baik," kata Megawati.
Untuk itu, Megawati meminta agar KPU dan Bawaslu sebagai penyelengara serta pengawas pemilu benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik.
Di sisi lain, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Parreira mengatakan, apa yang disampaikan Megawati dalam pidatonya merupakan persoalan saat ini dan berpotensi diangkat di setiap pilkada.
"Dari pilkada-pilkada sebelumnya ini menjadi salah satu strategi politik dari pihak-pihak tertentu, tetapi saya kira PDIP tetap konsisten, kita mau menang dengan cara yang fair, cara yang benar, kita berharap hasilnya akan baik," kata Andreas.
(gir)