Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menaruh harapan pada pundak I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace untuk memenangi Pemilihan Gubernur 2018.
Seperti lima tahun lalu, PDIP kembali menduetkan dua putra Bali untuk memenangi hati para pemilih di provinsi berpenduduk lebih dari empat juta jiwa tersebut. Hanya saja, mereka tidak ingin kekalahan pahit di Pilgub 2013 terulang kembali.
Saat itu pasangan PDIP kalah hanya berselisih 996 suara dari pasangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) yang diusung delapan partai politik.
Di pemilihan kali ini, PDIP berpaling pada Wayan Koster yang pernah jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada tiga periode. Saat ini I Wayan Koster aktif sebagai anggota Komisi X DPR.
Wayan yang lahir di Singaraja tanggal 20 Oktober 1962 ini memulai pendidikan dasar di Bali sebelum akhirnya melanjutkan perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas lulus dari universitas, ia kemudian berkiprah di dunia pendidikan, yaitu menjadi peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan antara tahun 1988 hingga 1944.
Ia juga menjadi dosen di berbagai universitas negeri maupun swasta antara tahun 1994 hingga 2004.
 Megawati mengumumkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur PDIP di Pilgub Bali pada Sabtu (11/11). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Selain meniti karier di dunia pendidikan, Wayan juga tercatat aktif berorganisasi. Salah satunya dengan menjadi Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pemuda Hindu (PERADAH).
Meski berlatar belakang insinyur teknik, ia menunjukkan minat tinggi untuk berkecimpung di dunia politik. Karier politiknya dimulai sebagai Staf Ahli Kelompok Fraksi PDI Perjuangan pada tahun 2003 hingga 2004. Ia lalu akhirnya mengikuti Pemilihan Legislatif tahun 2004 dan berkarier sebagai wakil rakyat selama 13 tahun.
Meski demikian, Wayan juga pernah dikaitkan dengan berbagai indikasi kasus pidana. Di tahun 2011, contohnya, Wayan pernah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi proyek pengadaan pusat riset dan pengembangan ilmu pengetahuan di lima perguruan tinggi negeri.
Selain itu, ia juga pernah diperiksa sebagai saksi oleh lembaga antirasuah tersebut atas indikasi korupsi pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau.
Pemeran Calon ArangSama seperti I Wayan Koster, Cok Ace yang menjadi pasangannya di Pilgub Bali 2018 juga punya latar belakang yang akrab dengan dunia pendidikan.
Cok Ace menamatkan pendidikan teknik di Universitas Udayana, kemudian berkarier dengan membuka usaha konstruksi dan lalu merambah bisnis pariwisata di Bali.
Ia menyandang status Doktor Kajian Budaya di Universitas Udayana setelah menempuh pendidikan S2 dan S3 di bidang sastra dan budaya di perguruan tinggi tersebut.
Dalam pidatonya kala mengenalkan pasangan Koster-Cok Ace, ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti kemampuan Cok Ace di bidang seni, dengan salah satunya adalah dengan menjadi Calon Arang atau penari yang membawakan lakon topeng Sidakarya.
Megawati menyebut, tidak semua orang diperbolehkan menjadi Calon Arang karena ada aturan tersendiri untuk menjalankan lakon tersebut.
Selain di bidang Seni, Cok Ace juga aktif di organisasi pariwisata, dan pernah menjadi Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gianyar dan Ketua Badan Kepariwisataan Kabupaten Gianyar.
Jenjang politik Cok Ace sendiri dimulai tahun 2008 ketika ia menjadi Bupati Gianyar periode 2008-2013. Cok Ace yang memang bukan kader PDIP kala itu diusung 12 partai.
(vws)