Karyawan Freeport Dilaporkan Disandera Kelompok Bersenjata

Feri Agus | CNN Indonesia
Minggu, 12 Nov 2017 15:39 WIB
Polisi mendapat informasi sekitar 1.300 warga sipil terisolasi karena jalan utama menuju Distrik Tembagapura dirusak kelompok bersenjata di Papua.
Polisi berjaga saat demo karyawan korban PHK PT Freeport Indonesia yang berunjuk rasa di Check Point Mile 28, Timika, Papua, Sabtu (19/8). (ANTARA FOTO/Spedy Paereng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok bersenjata di Papua dikabarkan menyandera karyawan PT Freeport Indonesia dan menggunakan alat berat untuk merusak jalan di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.

"Betul ada laporan tentang karyawan PT Freeport yang disandera KKB bersama kendaraan berat jenis eksavator milik perusahaan yang kini digunakan untuk merusak jalan dari Utikini ke Banti," kata Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli di Jayapura kepada Antara, Minggu (12/11).


Karyawan yang disandera adalah operator yang dipaksa mengoperasikan alat berat guna merusak jalan. Kelompok bersenjata dilaporkan mengintimidasi karyawan tersebut agar terus mengoperasikan alat berat untuk merusak jalan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boy mengatakan, kelompok bersenjata hingga kini masih mengisolasi dan membatasi aktivitas warga sipil di Desa Banti dan Kimbely, Distrik Tembagapura.

"Para sandera (warga sipil) hanya diizinkan berada di sekitar lokasi yakni di kampung Kimbely dan Banti," tuturnya.

Polda Papua saat ini berupaya membebaskan warga sipil dengan mengedepankan tindakan persuasif. Tokoh masyarakat dan tokoh agama juga dilibatkan untuk bernegosiasi guna membantu proses evakuasi warga yang diisolasi kelompok bersenjata di Papua itu.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal belum bisa bicara lebih lanjut soal kabar penyanderaan karyawan Freeport. Namun, dia menyampaikan informasi terkini bahwa ada satu warga sipil yang boleh keluar dari Desa Kimbely.

Kamal mengatakan, seorang ibu tersebut diizinkan keluar lantaran akan melahirkan. Ibu tersebut jalan dari desa dengan ditemani kakaknya dan seorang anak kecil, sekitar pukul 13.00 WIT, dan sampai di pos polisi Tembagapura sekitar pukul 15.00 WIT.

“Terus kemudian sampai ke pos kami, kami evakuasi ke rumah sakit. Diantar sama saudaranya yang laki-laki, sama anak kecil juga, anak sekitar baru satu tahunan," kata Kamal kepada CNNIndonesia.com.


Menurut Kamal, kakak laki-lakinya tersebut tak diizinkan ke luar desa oleh anggota kelompok bersenjata. Saat ini, Kamal menyebut masih ada sekitar 1.300 warga yang diisolasi di Desa Banti dan Kimbely. Mereka belum juga diizinkan keluar oleh kelompok dari kampung-kampung itu.

“Masih ada sekitar 1300-an, belum ada yang keluar. Tadi pagi ada perempuan sekitar jam tujuh mengambil sembako aja, ada tiga orang,” tuturnya.

Kamal menyatakan, sudah ada Satuan Tugas (Satgas) gabungan dari Polri dan TNI. Sedikitnya sekitar 200 personel gabungan berusaha membebaskan warga yang masih diisolasi kelompok bersenjata di Papua.

“Yang dominan di dua desa, tetapi kan desa-desa sebelahnya terpengaruh. Beberapa desa akses terputus juga,” ujarnya.

“Kita ini yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana menyalamatkan warga masyarakat yang ada di beberapa desa diisolasi sama mereka,” kata Kamal menambahkan. (kid/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER