Hadapi Status Gunung Agung, Pengungsi Butuh Bantuan Masker

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Senin, 27 Nov 2017 19:31 WIB
Salah satu posko pengungsi Gunung Agung di desa Tembok, Buleleng menyatakan meski saat ini jumlah masker cukup, pihaknya berharap ada bantuan lagi.
Salah satu posko pengungsi Gunung Agung di desa Tembok, Buleleng menyatakan meski saat ini jumlah masker cukup, pihaknya berharap ada bantuan lagi. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Buleleng, CNN Indonesia -- Di tengah status awas Gunung Agung, Bali, salah satu bantuan yang dibutuhkan pengungsi adalah masker guna menghindari bahaya abu vukanik.

Kepala Desa Tembok, Kabupaten Buleleng, Dewa Nyoman Yudi mengatakan masker bagi para pengungsi di posko pengungsian di daerahnya saat ini masih tercukupi.

"Kami sediakan 18 ribu masker, itu bisa dikatakan cukup lah sekarang," kata Nyoman saat ditemui CNNIndonesia.com, Senin (27/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat ini, kata Nyoman, warga yang mengungsi di posko tersebut mencapai 800 orang. Saat Gunung Agung berstatus awas pada September lalu jumlah pengungsi di desanya mencapai 7.175 jiwa.

Mengingat kondisi Gunung Agung saat ini, Nyoman memprediksi jumlah pengungsi itu bisa bertambah dari yang ada saat ini. Atas dasar itu, Nyoman berharap ada tambahan bantuan masker baik untuk pengungsi maupun warganya.

Apalagi, Nyoman menuturkan kondisi saat ini tak bisa diprediksi sehingga menurutnya lebih baik untuk menyetok lebih banyak masker.

"Kan kita enggak tahu ini meletusnya bagaimana.Kalau lama kayaknya juga enggak cukup kalau cuma 18ribu," tutur Nyoman.

Sampai saat ini, kata Nyoman, masker yang ada saat ini belum dibagikan kepada para pengungsi yang berada di posko pengungsian maupun penduduk di sekitarnya.

Pasalnya, lanjut Nyoman sampai saatnya ini di Desa Tembok belum terkena dampak dari abu vulkanik Gunung Agung.

"Belum ada hujan abu, jadi belum dibagikan," ucap Nyoman.

Salah satu pengungsi di Desa Tembok, Luh Toya membenarkan bahwa sampai saat ini memang belum ada masker yang dibagikan masker kepada pengungsi di posko tersebut.

"Soalnya belum kena abu," kata Toya.


Senada Luh Toya, Luh Santini pun menilai masker sebaiknya dibagikan ketika kondisi abu vulkanik Gunung Agung sudah mencapai desa tersebut. Ia pun mengaku tak khawatir dengan persediaan masker, karena yang ia dengar sudah disiapkan cukup.

"Iya sudah tahu kalau sudah disiapin masker banyak," ujar Luh Santini.

Masker atau kain yang dibasahi sebaiknya digunakan warga di daerah yang terdampak abu vulkanik Gunung Agung. Setidaknya ada tiga bahaya bagi kesehatan manusia yang diakibatkan abu vulkanik yakni pada kesehatan paru-paru, goresan pada kulit dan mata, serta bisa menyebabkan kematian.

Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Logistik di Pos Komando Siaga Gunung Agung di Tanah Ampo, Subandi mengatakan masker yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan seluruh pengungsi.

“Masker sementara masih kurang dari BNPB, kan pengungsi ini banyak,” kata Subandi.

Di sisi lain, lanjutnya warga juga mulai secara mandiri mulai membeli masker.

“Masyarakat swadaya, masker yang hijau itu, tapi kurang bagus, yang BNPB ini khusus,” ujar Subandi

Masker atau kain yang dibasahi sebaiknya digunakan warga di daerah yang terdampak abu vulkanik. Setidaknya ada tiga bahaya bagi kesehatan manusia yang diakibatkan abu vulkanik yakni pada kesehatan paru-paru, goresan pada kulit dan mata, serta bisa menyebabkan kematian.

Hadapi Status Gunung Agung, Pengungsi Butuh Bantuan Masker


Sementara itu, di Jakarta, Kepala Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat menjauhi zona perkiraan bahaya di radius 10 km dari kawah Gunung Agung.

Sutopo mengatakan saat ini pihaknya mendata warga yang perlu dievakuasi dari zona bahaya sekitar 90.000-100.000 jiwa.

Di zona bahaya letusan Gunung Agung itu terdapat 22 desa yang warganya diharuskan untuk mengungsi. Ke-22 desa tersebut diantaranya Desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringsari, Muncan, Duda Utara, Amertha Bhuana, dan Sebudi.

Sutopo melaporkan belum semua penduduk yang bermukim di zona bahaya letusan Gunung Agung mengungsi. Sebagian dari mereka berkukuh tak ingin meninggalkan ternaknya yang belum dievakuasi dan melihat kondisi Gunung Agung masih aman.

Atas dasar itu, pihaknya akan melakukan penyisiran dan membujuk terus menerus penduduk agar mau mengungsi.

"Sehingga personel yang ada disana membujuk, nantinya kalo perlu kita evakuasi paksa," tegasnya.

Meskipun demikian, BNPB mencatat sudah ada lebih dari 40.000 masyarakat telah mengungsi di beberapa tempat. Sutopo mengatakan sejak Minggu (25/11) kemarin, sudah ada masyarakat yang telah memulai melakukan evakuasi secara sukarela.

[Gambas:Video CNN] (kid/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER