Sidoarjo, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada 323 Kabupaten/Kota di Indonesia yang terdeteksi rawan bencana.
"PVMBG sudah memetakan, ada 323 kabupaten/kota rawan bencana. Kategori ini termasuk berisiko tinggi," tutur Khofifah di Sidoarjo, Selasa (28/11).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu memaparkan, kementeriannya telah berkoordinasi secara nasional dalam Apel Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Tomohon, Sulawesi Utara. Melalui Tagana, ia berharap agar semua daerah bisa terpetakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sekitar 33 ribu SDM yang dimiliki Tagana. Tapi lebih banyak lagi sahabat Tagana yang jumlahnya mencapai 56 ribuan, baik dari orari, jurnalis, Pramuka dan Ormas Pemuda," katanya.
Khofifah mengaku telah mengecek secara nasional titik koordinasi yang bisa dilakukan secara online. Bahkan, Tagana juga sudah memiliki Mako.
Dengan adanya berbagai bantuan, termasuk relawan, Khofifah ingin agar masyarakat selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang sedang melanda Indonesia.
"Karena bisa saja terjadi bencana puting beliung, tanah longsor dan tingginya intensitas hujan juga bisa menyebabkan banjir. Karena banyak terjadi pendangkalan dan penyempitan aliran sungai yang merupakan salah satu penyebab adanya banjir," ucapnya.
Khofifah mengingatkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan pengungsi, pemerintah mempunyai 278 ribu ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang siap didistribusikan ketika terjadi bencana alam.
Jika suatu daerah mengalami bencana dengan kategori tanggap darurat, maka bupati bisa mengeluarkan SK untuk 100 ribu ton CBP. Apabila kuota itu sudah terpakai, maka SK gubernur dapat dikeluarkan untuk 200 ribu ton CBP.
"Selanjutnya kalau kebutuhan beras untuk daerah bencana tersebut kurang, maka kebutuhan beras akan didukung dengan SK Mensos," ujarnya.
(dik/res)