Siklon Tropis Cempaka Renggut 11 Nyawa

Arif Hulwan Muzayyin | CNN Indonesia
Selasa, 28 Nov 2017 19:56 WIB
Siklon Tropis Cempaka yang berdampak pada munculnya banjir, longsor, angin kencang diprediksi berlangsung hingga tiga hari ke depan.
Ilustrasi banjir. Siklon tropis Cempaka disebut memicu terjadinya banjir, longsor, dan angin kencang di beberapa daerah. (Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia berupa bencana banjir, longsor, dan angin kencang disebabkan oleh Siklon tropis Cempaka. Sejauh ini, sebanyak 11 warga tewas karenanya. Masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem selama tiga hari ke depan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan tertulisnya pada Selasa (28/11), mengungkapkan, dampak siklon tropis Cempaka itu adalah banjir, longsor dan puting beliung di 21 Kabupaten/Kota di Pulau Jawa dan Bali.

Rinciannya, Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Serang, Sukabumi, Purworejo, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pacitan, yang merupakan daerah yang paling dekat dengan siklon tropis Cempaka, mengalami dampak parah berupa hujan lebat yang memicu banjir dan longsor pada Selasa (28/11) dini hari.

Warga yang terdampak mencapai lebih dari 4.000 jiwa. Kerusakan masih dalam pendataan. Saat ini, pengungsi di Kecamatan Pacitan ditempatkan di GOR Pacitan dan Masjid Sirnoboyo. Selain itu, Jalan Lintas Selatan pun lumpuh total karenanya.

Sungai yang meluap menyebabkan banjir meluas hingga 13 desa di tiga kecamatan di Pacitan, yakni Kecamatan Pacitan (Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo, Desa Kayen, desa kembang, Desa Ploso, Desa Arjowinangun, Desa Sidoharjo), Kecamatan Kebon Agung (Desa Purworejo, Desa Banjarjo, Desa Kebon Agung), dan Kecamatan Arjosari (Desa Pagutan, Desa Jatimalang, Desa Arjosari).

"Banjir dan longsor menyebabkan 11 orang meninggal dunia yang menerjang Kabupaten Pacitan," ujar Sutopo.

Rinciannya, sebanyak sembilan orang tewas akibat tertimbun tanah longsor dan dua orang tewas akibat hanyut terbawa banjir. Korban longsor berasal dari Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung (tujuh orang); dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo (2 orang).


"Sembilan korban meninggal akibat longsor itu hingga saat ini belum dapat dievakuasi. Sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan, menjadi kendala," imbuh dia. Sementara, korban yang hanyut sudah ditemukan.

Selain pacitan, lanjut Sutopo, banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, di hari yang sama. Sebabnya, hujan berintensitas sedang hingga tinggi. Jalur Ponorogo menunju Pacitan pun lumpuh total tertutup longsor di Kecamatan Slahung, Ponorogo.

Ditambahkannya, bencana longsor dan puting beliung juga melanda wilayah di DI Yogyakarta. Terdapat tiga titik banjir di Kabupaten Gunung Kidul dan dua titik di Kabupaten Kulonprogo. Beberapa permukiman terendam banjir hingga 1 meter. Banjir juga mengganggu kegiatan belajar di SMK Pelayaran dan SMP 3 Satosari.

Longsor di Yogyakarta terjadi di 22 titik, yaitu 16 titik longsor di Kabupaten Bantul, dua titik di Kabupaten Kulonprogo, datu titik di Kabupaten Gunung Kidul, dan tiga titik di Kabupaten Sleman.

"Longsor menimpa rumah dan menjebol tembok masjid Pondok Pesantren di Kulon Progo sehingga 3 santri luka ringan," ungkap Sutopo. Sementara, puting beliung juga melanda 56 titik di Yogyakarta.

Ilustrasi banjir. Warga diminta waspada dengan cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan.Ilustrasi banjir. Warga diminta waspada dengan cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan. (Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Terpisah, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) R. Mulyono Rahadi Prabowo mengungkapkan, beragam bencana alam akibat cuaca ekstrem itu tak lepas dari adanya Siklon Tropis Cempaka.

"Siklon Tropis Cempaka masih akan bertahan dalam dua hingga tiga hari kedepan. Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang pohon tumbang dan jalan licin," papar dia.

Pihaknya mulai mendeteksi keberadaan Siklon Tropis Cempaka pada Senin (27/11) pukul 19.00 WIB, yang tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa.

Siklon ini mengakibatkan perubahan pola cuaca disekitar lintasannya. Dampaknya, serta daerah yang terkena cuaca ekstrim antara lain, pertama, potensi hujan lebat di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Kedua, potensi angin kencang hingga 30 knot di wilayah Kep. Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Laut Jawa, Selat Sunda bagian Utara, Perairan Utara Jawa Timur, hingga Kep. Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali hingga Selat Alas, Selat Lombok bagian Selatan, dan Perairan Selatan Bali, hingga Pulau Sumba


Ketiga, potensi gelombang tinggi 2.5 – 6 meter di Perairan Selatan Jawa Timur, Laut Jawa Bagian Timur, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia Barat Bengkulu, hingga Selatan Jawa Tengah.

Ia pun mewanti-wanti dampak siklon ini kepada dunia penerbangan dan kapal-kapal nelayan.

"Masyarakat pesisir agar menghindari aktivitas di sekitar pantai karena potensi gelombang pasang dapat terjadi di Perairan selatan Jawa Tengah dan DIY," tandas Mulyono. (gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER