Jakarta, CNN Indonesia -- Ciamis menjadi salah satu daerah yang terkena dampak paling parah gempa 6,9 skala Richter pada Jumat (15/12). Berdasarkan data awal yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kerugian material Ciamis akibat gempa mencapai lebih dari Rp295 juta.
Dari data sementara yang dihimpun oleh Kepala BNPB Ciamis, Dicky Erwin, menunjukkan bahwa kerugian warga paling parah dialami di Kecamatan Cikoneng, di mana dua rumah semi permanen retak dengan perkiraan kerugian material mencapai Rp150 juta.
Sementara itu, di Kecamatan Ciamis setidaknya satu rumah ambruk menimpa sang pemilik dan kerugian material diperkirakan mencapai Rp50 juta.
Di Kecamatan Lakbok, kerugian material yang tercatat hingga kini mencapai Rp40 juta, akumulasi dari laporan kerusakan empat rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, langit-langit gedung auditorium Unigal di Kecamatan Barebek ambrol dengan kerugian material diperkirakan mencapai Rp30 juta.
Dari satu rumah yang dilaporkan rusak di Kecamatan Banjarsari, kerugian diperkirakan mencapai Rp15 juta.
Di Cijeunjing, setidaknya dua pemilik rumah yang rusak melaporkan perkiraan kerugian mencapai Rp10 juta.
Data sementara ini masih akan terus berubah mengingat banyak pemilik rumah yang belum melaporkan perkiraan kerugian material.
Dicky mengatakan bahwa dampak gempa di Ciamis ada di 30 titik di delapan kecamatan, di mana puluhan rumah mengalami kerusakan berat dan sedang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan bahwa Ciamis merupakan salah satu daerah yang terkena dampak gempa paling parah selain Tasikmalaya dan Pangandaran.
Sutopo memaparkan, dampak gempa di wilayah Jawa Barat secara keseluruhan mencakup 1 orang tewas, 6 orang terluka, 17 rumah rusak berat, 59 rumah rusak sedang, dan 10 rumah rusak ringan.
Dampak gempa juga mencapai Jawa Tengah, di mana 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka berat, 26 rumah rusak berat dan roboh, dan 6 rumah rusak sedang.
(has)