Jakarta, CNN Indonesia -- Korban meninggal akibat gempa yang melanda wilayah selatan Jawa pada Jumat malam (15/12) bertambah menjadi tiga orang.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dua dari tiga kematian saat ini diakibatkan robohnya bangunan.
Korban pertama bernama Aminah, warga Pekalongan. Kedua adalah Dede Lutfi, warga Ciamis Jawa Barat. Keduanya meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa. Satu korban lainnya, Fatimah warga Bantul Jawa Tengah, meninggal dunia karena terjatuh saat panil melarilan diri.
"Petugas tim gabungan dair BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD terkait, PMI, Tagana, relawan, NGO, dan masyarakat masih melakukan penanganan dan pendataan," kata Sutopo di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, ia mengatakan ribuan bangunan mengalami kerusakan akibat gempa.
"Untuk sementara, tercatat ada 228 rumah rusak berat, 152 rusak sedang, 97 rusak ringan, dan 473 rumah rusak dan belum diklasifikasi tingkat kerusakannya," ujar Sutopo.
Kata Sutopo, data bangunan yang tercatat di BNPB hanya yang berbentuk rumah. Masih ada ratusan bahkan ribuan bangunan yang terdampak gempa, seperti gedung sekolah, perkantoran, masjid, atau fasilitas umum lainnya.
Gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter mengguncang sejumlah wilayah selatan Pulau Jawa pada Jumat (15/12) pukul 23.47 WIB. Berpusat di Barat Daya Tasikmalaya, gempa disebut terasa hampir di seluruh Pulau Jawa.
Sampai Sabtu (16/12) siang, terjadi 19 gempa susulan. BNPB menyatakan ini alamiah karena tanah berusaha mencari keseimbangan sistem lempeng bumi. Gempa susulan tidak memiliki daya rusak karena keluatannya berada di bawah 5 SR.
[Gambas:Video CNN] (stu)