Jakarta, CNN Indonesia -- Belum jelasnya hasil lobi kandidat Gubernur Jawa Timur yang diberi mandat oleh Partai Gerindra, La Nyalla Mahmud Mattalitti, kepada partai lain membuat hadirnya opsi absen di Pilkada Jawa Timur 2018.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Timur Supriyanto, opsi absen itu jadi salah satu kemungkinan jika La Nyalla gagal memenuhi syarat pencalonan hingga tenggatnya pada Rabu (20/12).
“Kemungkinan juga kami bisa abstain. Artinya, kami menghormati kiai-kiai, baik yang ada di (pihak) Gus Ipul (Saifullah Yusuf), maupun kiai-kiai yang ada di kubu Khofifah (Indar Parawansa). Karena sama-sama orang NU yang maju,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, saat ini pihak yang sudah memastikan akan maju di Pilkada Jatim 2018 adalah Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul dan Menteri Sosial Khofifah. Keduanya memiliki latar belakang kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
La Nyalla sendiri memperoleh surat mandat dari Partai Gerindra yang ditandatangani Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, dengan nomor surat 12-0036/B/DPP-GERINDRA/ Pilkada/2017, tanggal 10 Desember 2017.
Dalam surat tersebut tertera beberapa syarat yang harus dipenuhi La Nyalla, yang juga menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim. Diantaranya, memastikan dukungan dari partai lain untuk melengkapi persyaratan pencalonan dan menyiapkan kelengkapan pemenangan.
Sebab, kandidat Gubernur yang berasal dari partai atau gabungan partai harus memiliki setidaknya 20 kursi di parlemen. Sementara, Partai Gerindra baru memiliki 13 kursi di DPRD Jatim.
Meski demikian, pihaknya juga membuka kemungkinan untuk merapat ke kandidat yang sudah ada. “Kami akan mendukung calon yang sudah ada, apakah nanti kami mendukung Gus Ipul atau mendukung bu Khofifah,” imbuhnya.
Opsi ketiga, lanjut Supriyanto, Gerindra akan mengupayakan terbentuknya poros ketiga bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sosial (PKS) dengan kandidat di luar La Nyalla.
“Kami bisa membuat koalisi baru. Tentunya kami suguhkan tokoh masyarakat Jawa Timur yang memiliki kapasitas bagus yang diharapkan masyarakat di luar nama La Nyalla. Kan Pak Nyalla sudah kita kasih kesempatan. Kalau besok (Rabu, 20/12) beliau tidak bisa, maka surat itu dengan sendirinya tidak berlaku lagi,” kata dia.
Terkait perkembangan La Nyalla, Supriyanto mengaku hingga saat ini mantan Ketua Umum PSSI itu belum pernah menjalin komunikasi dengan DPD Partai Gerindra Jatim. Selama ini, La Nyalla hanya berkomikasi dengan DPP Partai Gerindra.
“Selama ini belum ada (komunikasi). Mungkin Pak La Nyalla langsung komunikasi dengan DPP. DPD kami belum berkomunikasi dengan beliau,” ungkapnya.
Kendati demikian, pria yang juga anggota DPR RI ini tak mempermasalahkan pola komunikasi antara pihaknya dengan La Nyalla. Menurutnya, DPD Partai Gerindra Jatim akan manut dengan segala keputusan dari DPP Partai Gerindra.
“Enggak ada masalah dengan kita. Yang penting apa yang disampaikan pimpinan partai kami melaksanakan saja. Kita tetap masih menghormati surat tugas yang diberiakn ke pak Nyalla, jadi belum ada perkembangan baru,” tandasnya.
(dik/arh)