Jakarta, CNN Indonesia -- Dua kandidat calon gubernur Jawa Timur Saefullah Yusuf alias Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansa hadir dalam peringatan sewindu haul atau wafatnya Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta, pada Jumat (22/12) malam.
Gus Ipul hadir lebih awal, di acara yang dihelat di kediaman Gus Dur, sekitar pukul 19.30 WIB. Sementara, Khofifah baru hadir sekitar pukul 22.00 WIB. Keduanya diberikan kesempatan menyampaikan sambutan mengenang almarhum.
Di awal sambutan, kedua kandidat itu saling menyapa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada banyak yang hadir di sini, tapi tidak bisa saya sebutkan semua. Tapi harus ada yang saya sebut, yaitu Gus Ipul,” kata Khofifah memberikan sambutan lebih dulu.
“Ada Bu Khofifah juga. Kalau ini harus saya sebut, walau yang lain enggak disebutkan satu per satu,” ujar Gus Ipul saat gilirannya menyampaikan sambutan.
Inti sambutan Gus Ipul dan Khofifah tak berbeda jauh. Mereka berdua bercerita tentang kedekatannya dengan mendiang Gus Dur. Saat itu, Gus Dur berniat maju sebagai presiden pada pemilu 1999.
Khofifah mengaku ditelepon Gus Dur tengah malam, yang menyampaikan ingin maju sebagai presiden menggantikan BJ Habibie.
Sementara Gus Ipul berkisah, dirinya diminta Gus Dur untuk mengajak Megawati Soekarnoputri menjadi wakil presiden mendampinginya. Gus Ipul saat itu merupakan kader PDIP, yang sengaja dititipkan oleh Gus Dur.
Kehadiran Gus Ipul dan Khofifah dalam peringatan itu dinilai bertujuan menarik masyarakat Jawa Timur lewat ketokohan Gus Dur.
"Gus Dur merupakan magnet yang mampu menarik kekuatan publik Jawa Timur. Bagi orang Jatim, Gus Dur adalah tokoh rujukan atau referensi," kata pengamat politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com, Sabtu (23/12).
"Kedua kandidat tengah berupaya mempromosikan diri di mata publik Jawa Timur," ujarnya melanjutkan.
Suko mengatakan, kehadiran Gus Ipul maupun Khofifah untuk menekankan bahwa keduanya bagian dari masyarakat Jatim. Menurut Suko, Gus Ipul dan Khofifah secara tak langsung tengah mencari persetujuan masyarakat Jatim.
"Karena memang kedua kandidat ini punya hubungan khusus dengan Gus Dur. Mereka sedang mencari persetujuan dengan pandangan kebanyakan orang Jatim," tutur Suko.
Bukan tanpa alasan bila Gus Ipul dan Khofifah memanfaatkan haul Gus Dur untuk menarik dukungan publik masyarakat Jatim beberapa bulan menjelang pemilihan. Setahun lalu, para kandidat calob gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pun turut hadir di haul Gus Dur.
Mereka yang menghadiri haul Gus Dur tak hanya kalangan awam. Banyak tokoh agama hingga tokoh politik berkumpul dalam peringatan wafatnya cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari itu. Apalagi Gus Dur memiliki pengikut yang menamakan diri sebagai Gusdurian.
 Peringatan sewindu haul Gus Dur mengangkat tema Semua demi bangsa dan negara. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) |
Suko mengatakan, kehadiran Gus Ipul dan Khofifah tak lain untuk mencari simpati dan dukungan para Gusdurian. Terlebih, keduanya sama-sama dekat dengan Gus Dur pada masa hidupnya dan besar di kalangan keluar besar NU.
"Tujuannya ya pasti mencari simpati dan dukungan dari para pengagum Gus Dur," kata Suko.
Dua Kader NU Jaga SilaturahmiGus Ipul dan Khofifah sama-sama besar di lingkungan NU. Gus Ipul pernah menjabat sebagai ketua umum GP Ansor selama dua periode. Dia juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal PKB, dan kini menjadi salah satu ketua PBNU.
Sementara, Khofifah aktif di kancah politik nasional sejak usai 27 tahun. Dia malang melintang di kepengurusan PKB. Khofifah juga pernah menjadi menteri saat Gus Dur menjabat presiden.
Saat ini, Khofifah merupakan Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di periode keempat.
Salah satu Gusdurian asal Probolinggo, Zakiyal Fuad menyebut, kehadiran Gus Ipul dan Khofifah merupakan wujud silaturahmi dua kandidat yang akan kembali bertarung dalam kontestasi pilgub Jatim 2018.
"Jadi, dalam kontestasi politik boleh beda posisi, tapi jangan merusak ukhuwah," kata dia yang juga hadir dalam haul Gus Dur.
Menurut Zaki, haul Gus Dur menjadi pengingat untuk keluarga besar NU menjaga silaturahmi, sekalipun mereka akan bertarung mencari suara di pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Gus Dur, kata dia, selalu memberikan teladan agar tetap menjaga tali persaudaraan.
"Momentum haul Gus Dur ini sebagai pengingat untuk tetap menjaga ukhuwah nahdliyah, islamiyah, wathoniyah, dan insaniyah sebagaimana telah diteladankan oleh Gus Dur," kata Zaki, yang juga akan menjadi pemilih pada pilgub Jatim.
Pertarungan Gus Ipul dengan Khofifah sudah terjadi dalam dua pilgub Jatim sebelumnya. Meskipun hanya sebagai wakil gubernur, Gus Ipul selalu unggul dari Khofifah pada dua kali pertemuan tersebut. Khofifah dalam kesempatan itu selalu maju sebagai calon gubernur.
Gus Ipul yang kini masih menjabat wakil gubernur Jatim akan didampingi oleh Bupati Banyumas Azwar Anas yang didukung PDIP dan PKB.
Sementara itu, Khofifah bakal berpasangan dengan Bupati Trenggalek Emil Dardak yang didukung Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PPP.
(pmg/gil)