Uskup Agung Jakarta Soroti Ancaman Perpecahan Bangsa

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Senin, 25 Des 2017 13:49 WIB
Uskup Agung Jakarta menyoroti situasi politik tak sehat belakangan yang menjadi ancaman terhadap persatuan bangsa.
Uskup Agung Jakarta menyoroti situasi politik tak sehat belakangan yang menjadi ancaman terhadap persatuan bangsa. (CNN Indonesia/Bintoro Agung Sugiharto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Situasi politik yang terus memanas beberapa tahun belakangan menjadi sorotan pemimpin agama di Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo berkata saat ini nuansa perpecahan bangsa terasa beberapa tahun belakangan.

Dalam konferensi pers di Gereja Katedral bertepatan dengan perayaan Natal pada Senin (25/12), Mgr Ignatius Suharyo menyebut ada pihak yang mengancam persatuan Indonesia. Ancaman tersebut ia katakan tidaksudah menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat.
"Ada pihak-pihak yang samar-samar ataupun secara terang-terangan tergoda untuk menempuh cara yang berbeda dengan konsensus bangsa kita yaitu Pancasila," ucap Ignatius Suharyo.

Menurutnya, tanda-tanda itu nampak jelas dari peristiwa politik yang berjalan tak sehat, menghalalkan segala cara, dan erat dengan fanatisme yang sempit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemahaman akan Pancasila yang cupet juga jadi salah satu hal yang meresahkan bagi Ignatius Suharyo. Pancasila, menurutnya, hanya menjadi simbol dan dipinjam untuk kepentingan politik sementara.

"Saya kira kita sudah sejak 1-2 tahun lalu, pembicaraan soal Pancasila dipelesetkan. Artinya Pancasila tak dihargai sebagaimana semestinya."
Selain perisitwa politik, kasus korupsi yang melilit pejabat negara. Hal ini menurut Suharyo menjadi keprihatinan tersendiri karena pengamalan Pancasila hanya berhenti di mulut dan abai terhadap pelaksanaannya.

"Berapa jumlah gubernur, bupati, walikota yang ditangkap oleh KPK. Itu yang ketahuan, tapi yang enggak ketahuan ada berapa?" sambungnya.

Pelecehan nilai-nilai dasar negara itu jadi makin mengkhawatirkan karena seolah Pancasila makin dilupakan sebagian masyarakat

Pernyataan Suharyo tersebut merupakan pemaknaan arti Natal berdasarkan konteks bangsa dewasa ini. Meski nada cemas dan khawatir kental dalam pesannya, Suharyo optimis kondisi akan berangsur membaik di masa depan. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER