Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Penasihat Hanura, Chairuddin Ismail mengatakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Hanura kubu 'Ambhara' atau kubu Syarifuddin Suding yang diselenggarakan di Kantor DPP Hanura bukan sebagai upaya menghantam kubu Oesman Sapta Oedang (OSO).
"Tidak berarti kami hadir disini untuk menghantam kelompok yang di sana, mereka juga adik-adik saya," ujarnya dalam Munaslub Hanura di DPP Hanura, Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis (18/1).
 Oesman Sapta Odang. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto) |
Munaslub Hanura telah menetapkan OSO dipecat dari jabatan Ketum DPP Hanura. Selanjutnya, posisi OSO ditetapkan untuk diisi mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chairuddin mengatakan Munaslub yang diselenggarakan oleh kubu 'Ambhara' merupakan cara konstitusional yang sah untuk memilih ketua umum yang baru berdasarkan AD/ART.
"Hal itu pula yang selalu ditekankan oleh Pak Wiranto (Ketua Dewan Pembina Hanura), harus konstitusional, nah ini kami konstitusional dong," ujarnya.
"Pak Wiranto dengan kita sama arahanya, agar Hanura solid, kita tak ingin ada gontok-gontokan buat ganti ketua umum. Ini jalan yang benar," lanjut Daryatmo.
Hanura kini terbelah menjadi dua kubu. Masing-masing kubu menggelar rapat pada waktu bersamaan di tempat berbeda, Selasa (16/1).
Salah satu kubu mengadakan rapat di Hotel Ambhara Jakarta. Rapat itu diinisiasi oleh Sekjen Sarifuddin Sudin bersama para pendiri partai. Rapat ini memutuskan untuk memecat OSO dari posisi Ketua Umum. Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo lalu ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum.
Sementara itu, kubu OSO juga menggelar rapat di Hotel Manhattan, Jakarta. Hasil rapat itu adalah mencopot Sarifuddin Sudding dari posisi Sekjen. Oleh kubu OSO, posisi Sudding digantikan Herry Lontung Siregar yang sebelumnya menjabar sebagai Ketua Tim Pemenangan Pilkada Pusat Hanura.
(kid)