Jakarta, CNN Indonesia -- Penyebab robohnya konstruksi Light Rapid Transit (LRT) atau kereta api ringan di kawasan Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, masih diselidiki.
Hal itu diungkap oleh Jodie Firmansyah, perencana teknis PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta pada Selasa (23/1).
"Kami masih melakukan investigasi, evakuasi, dan
recovery lebih lanjut terkait hal ini seminggu hingga dua minggu ke depan," kata Jodie.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rapat yang juga dihadiri oleh PT VSL Indonesia, PT Jakarta Propertindo, dan BPJS Ketenagakerjaan itu, ketiga kontraktor mengaku telah mematuhi prosedur sebelum melaksanakan pengerjaan proyek tersebut.
"Kami mohon pihak kontraktor bukan hanya memperhatikan masalah waktu untuk menyelesaian proyek tersebut tapi juga memperhatikan penggunaan bahan kontruksi, serta keselamatan kerja bagi para pekerja," kata Yusriah Dzinnun, Ketua komisi B DPRD DKI Jakarta.
Wika mengakui insiden robohnya tiang LRT murni kecelakaan kerja.
[Gambas:Video CNN]Korban yang terkena reruntuhan sebanyak lima orang, tiga di antaranya telah pulang ke rumah, dan dua orang lain masih dirawat di Rumah Sakit Columbia Asia, Jakarta. Kelima korban tersebut merupakan pekerja bantu (
helper) dari PT VSL Indonesia.
"Bagi para korban kami masih mengupayakan yang terbaik. Kami akan tetap membayar gaji mereka selama mereka masih dalam tahap penyembuhan," kata Agung Yunanto, General Manager Wika.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi selaku penanggung jawab proyek pembangunan LRT rute Kelapa Gading-Rawamangun, menjelaskan proses pemasangan
span box girder yang roboh tersebut sebenarnya telah selesai sejak pukul 18.00 WIB, Minggu sore (21/1). Pada pukul 21.00 WIB, pengerjaan dirapikan, dan pengerjaan
box girder dinyatakan selesai tengah malam.
"Lalu tiba-tiba jam 00.10 WIB ada bunyi krek, lalu karyawan melakukan investigasi ada apa
nih, dan pada saat investigasi pukul 00.20 WIB (beton) roboh," terang Satya usai rapat. Ia juga menambahkan, pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut.
Ia mengatakan bahwa
span yang jatuh ini adalah span ke-92 atau span terakhir yang terakhir dipasang. Pihaknya optimistis mampu menyelesaikan proyek ini sebelum Asean Games berlangsung.
"Kami akan bersatu padu untuk menyelesaikan proyek ini karena ini adalah perhelatan besar bagi kami. Saat ini proyek LRT sudah berjalan 56,8 persen. Kami akan mengejar target dengan menambah jumlah
shift dan jumlah pekerja," tambah Satya.
(stu)