Jakarta, CNN Indonesia -- Kiai Haji Mustofa Bisri yang karib disapa Gus Mus, resmi menerima penghargaan Yap Thiam Hien Award dari Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia.
Penghargaan yang terinspirasi dari nama pengacara keturunan Tionghoa itu diberikan kepada Gus Mus dalam acara di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (24/1) malam.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menilai Gus Mus layak menerima penghargaan itu karena memperjuangkan hak asasi manusia melalui tulisan maupun dakwahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perjuangan tentang kebebasan beragama, tentang kebebasan menyampaikan pendapat adalah contoh tauladan kita semua," kata Yasonna
.
Yasonna pun mengingatkan publik bahwa HAM adalah hak paling mendasar yang melekat pada diri manusia sejak diciptakan dan sebagai anugerah Tuhan. Namun Yasonna mengingatkan hak yang dimiliki setiap orang tidak dapat dilaksanakan sebebas-bebasnya.
"Kebebasan yang sebebas-bebasnya adalah anarki, kebebasan harus berada pada frame hukum dan konstitusi, karena akan berhadapan langsung dan kita harus menghormati hak orang lain dalam esensi yang sama," ujar Yasonna mengingatkan.
"Memperjuangkan HAM sangat erat kaitannya dengan memperjuangkan keadilan. Saya pribadi sangat mengapreasiasi upaya-upaya penegakan hukum dan asas manusia sebagai wujud mewujudkan hukum sebagai panglima dalam negeri ini."
Gus Mus adalah ulama pertama yang menerima Yap Thiam Hien Award. Saat memegang trofi tersebut, pria kelahiran Rembang pada 1944 silam itu merendah.
"Ini sebenarnya tidak pantas, alasan apa memilih saya. Sebenarnya HAM itu tidak tahu... Guru-guru saya adalah orang yang sederhana yang mengajarkan bahwa Indonesia rumahmu, itu saja. Dan, saya akan menjaga rumahku. Sedangkan hak asasi itu tahu setelah saya ketemu dengan orang milenial-milenial," ujar Gus Mus yang lalu disambut tawa.
Gus Mus dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang. Selain sebagai seorang ulama, Gus Mus pun dikenal sebagai sosok yang gemar menyair puisi.
Salah satu puisi karyanya pun dibacakan Gus Mus di depan publik kala menerima Yap Thiem Award tadi malam.
Dalam upaya perjuangan HAM, salah satu anggota dewan juri Yap Thiam Hiem Award, Todung Mulya Lubis mengatakan kearifan Gus Mus mengingatkan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang terbuka, bertoleransi, saling memberi tempat, dan saling merangkul.
Pada acara penyerahan Yap Thiam Hien Award semalam, Gus Mus pun mengatakan dalam Islam telah diajarkan untuk memanusiakan manusia. Itu, sambungnya, dicontohkan para nabi, dan difirmankan Allah SWT.
Seperti dikutip dari situs resmi NU, Gus Mus mengutip ayat suci Al Quran dari surat Al Isra ayat 70 perihal Allah memuliakan manusia sejak awal. Atas dasar itulah, Gus Mus menyatakan dirinya memperjuangkan terciptanya keadilan bagi siapa pun.
(gil)