Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi masih menyelidiki dugaan teror yang terjadi di kediaman Mayjen TNI Purnawirawan Tatang Zaenudin, Selasa (30/1) lalu. Kasubag Humas Polres Metro Depok AKP Sutrisno menyatakan belum dapat bicara banyak mengenai peristiwa dugaan teror tersebut.
"Lagi diselidiki, lagi pendalaman. Nanti nunggu hasil dari penyidik, saat ini kami tidak bisa simpulkan dulu," ujarnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin (5/2).
Dugaan teror itu terjadi Selasa (30/1) lalu di rumah Tatang di Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Namun berdasarkan keterangan resminya, Tatang menyebut polisi hanya memeriksa lokasi kejadian tetapi tidak mengirimkan tim ahli forensik ke tempat kejadian perkara (TKP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Cimanggis Kompol Sunarto mengatakan pihaknya menghadirkan tim Laboratorium Forensik Mabes Polri ke kediaman Tatang. Sunarto menyatakan polisi belum dapat menyimpulkan aksi dugaan teror karena belum ditemukannya butir peluru di tempat kejadian perkara.
"Sekarang lagi menghadirkan Puslabfor jadi kalau dari pimpinan kami juga belum bisa disimpulkan apakah itu penembakan," ujarnya saat dihubungi, Senin (5/2).
Sunarto mengatakan, kaca yang pecah memang terdapat di kediaman Tatang. Lokasi tersebut berada di sebelah kanan rumah utama milik Tatang. Kaca itu disebut sebagai kaca sudut dari sebuah rumah tambahan. Setelah ditelusuri, Sunarto memastikan tidak ditemukan butir peluru di lokasi.
"Itu kan kaca, kaca itu retak-retak, ada bekas dari benda yang mengenai kaca tapi apanya kami belum dapat menyimpulkan. Makanya belum bisa dikatakan teror dengan penembakan karena benda yang mengenai kaca itu benda apa," tuturnya.
Polisi sejauh ini telah memeriksa tiga saksi, yakni istri dari Tatang dan tetangga depan rumahnya. Namun, Sunarto mengatakan, dari keterangan tersebut belum ada yang bisa memastikan apakah mereka mendengar suara tembakan atau tidak. Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan olah TKP sebanyak dua kali.
"Karena dari suara pun simpang siur juga, karena sementara saksi atau ibu, istrinya Pak Tatang dengar suara seperti ada barang jatuh, dan dari depan ditanya ada suara tembakan atau tidak dari depan sekitaran gerbang, engga ada (yang mendengar), sementara itu," kata Sunarto.
"Di situ (TKP) kami sisir dari sore sampai berlanjut pagi pun tidak ditemukan juga (butir peluru)," lanjutnya.
Peristiwa dugaan teror itu terjadi pada Selasa (30/1) lalu di rumah purnawirawan yang sempat masuk bursa pencalonan gubernur di Jawa Barat tersebut. Tatang menduga teror itu dilakukan dengan sebuah tembakan di kediamannya yang berada di Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
(kid/gil)