Wiranto Akan Pertemukan 150 Napi Teroris dengan Korban

Patricia Diah Ayu Saraswati | CNN Indonesia
Senin, 05 Feb 2018 17:14 WIB
Kewmenkopolhukam akan melakukan rekonsiliasi dengan cara mempertemukan sebanyak 150 napi terorisme dengan korban terorisme.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, di Jakarta, 18 Januari. Dia berencana mempertemukan 150 napi terorisme dengan korban, akhir bulan ini. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan, Pemerintah akan melakukan rekonsiliasi dengan cara mempertemukan narapidana terorisme dengan korban aksi terorisme.

"Kami sedang mengembangkan rekonsiliasi antara pelaku atau eks pelaku terorisme, narapidana terorisme, dengan korban terorisme," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (5/2).

Reklonsiliasi ini akan dilakukan pada akhir bulan Februari. Dalam forum ini, lanjutnya, para pelaku juga diharapkan menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada korban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertemuan ini cukup unik, belum pernah terjadi, kami akan melakukan itu," ucap dia.

Wakapolri Komjen Syafruddin mengungkapkan, akan ada sekitar 150 pelaku dan korban yang dipertemukan dalam proses rekonsiliasi tersebut.

Dia pun memastikan para pelaku terorisme yang akan ikut dalam proses rekonsiliasi tersebut sudah mendapatkan pembinaan dari BNPT dan pihak terkait lainnya.

Ketika disinggung soal tujuan dari proses rekonsiliasi tersebut, Syafruddin tak menjelaskan secara rinci sebab masih akan dibahas lebih lanjut.

"Ada formula yang akan dibicarakan selanjutnya nanti," ujarnya.

Wiranto menimpali, upaya rekonsiliasi tersebut merupakan bagian dari rangkaian pemberantasan terorisme. Selama ini, ungkapnya, Indonesia memang melakukan pemberantasan terorisme lewat jalur pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach).

Selain rekonsiliasi, lanjutnya, Pemerintah juga melakukan upaya deradikalisasi terhadap pelaku terorisme sebagai bagian soft approach.

Wiranto berharap pelaku terorisme yang telah berhasil dibina dan menyadari kesalahannya akan menjelaskan secara langsung kepada para korban maupun keluarga korban soal aksinya dulu.

Penjelasan tersebut, jelas dia, bisa terkait dengan soal proses perekrutan jaringan, anggota-anggota jaringan, hingga perannya dalam jaringan tersebut.

(arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER