Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Sosial DKI Jakarta angkat suara soal aksi 'minta-minta' yang dilakukan oleh pengungsi korban banjir di Cililitan Kecil dan Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos DKI Tarmijo Damanik menyebut, sesungguhnya bantuan logistik seperti makanan dan pakaian sudah diberikan di posko pengungsian.
Hanya saja, kata Damanik, sebagian warga enggan bergerak menuju posko hunian sementara karena berbagai alasan. Alasan utamanya adalah mereka tidak mau jauh dari rumahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Cililitan, misalnya, posko sudah didirikan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Cililitan.
"Umumnya, warga tidak mau jauh dari rumah dengan alasan kalau air sudah surut langsung pulang. Padahal, tempat-tempat pengungsi sudah ada kita dirikan tenda di RPTRA Cililitan, itu kosong," kata Damanik ketika dihubungi
CNNIndonesia.com, Rabu (7/2).
Dinsos DKI, kata Damanik, memahami alasan warga tersebut. Namun, warga diimbau tidak perlu meminta-minta atau tidur di sembarang tempat karena mengganggu pengguna jalan dan warga lain yang sedang beraktivitas.
"Kami pantau ada pengungsi terdiri 40 jiwa dengan tidur beralaskan terpal dan tenda milik pribadi. Mereka mengungsi dari semalam dan telah mendapatkan makan malam dari Kelurahan Kampung Melayu," ujarnya.
Pihaknya sudah mengajak secara persuasif pengungsi tersebut untuk pindah ke hunian sementara. Ia berharap mereka mau segera pindah dan tidak lagi tidur di tempat yang tidak layak.
 Warga pengungsi banjir di kawasan Cililitan Kecil, Jakarta Timur, saat meminta sumbangan ke pengendara pada Selasa (6/2). (CNN Indonesia/Tutiek Apriyanti) |
Warga juga disebut bisa melaporkan melalui media sosial atau CRM, atau call center 112 jika belum mendapat bantuan seperti makanan.
Selain itu, Damanik mengatakan Dinsos DKI sudah mendirikan Kampung Siaga Bencana (KSB) di setiap kelurahan yang menjadi titik rawan banjir. Saat ini, terdapat 80 KSB di setiap kelurahan yang menjadi rawan banjir.
KSB diharapkan mampu mempercepat distribusi bantuan karena berdiri dekat lokasi bencana. KSB membantu penyediaan makanan siap saji yang dikelola Dapur Umum KSB bentukan Dinsos.
"Kami menyiapkan makanan siap konsumsi tiga kali sehari di pengungsian. Dibantu dari masakan yg dimasak KSB di dapur umum," kata Damanik.
Dinsos juga dibantu dengan Petugas Sosial Kesiapsiagaan Bencana (PSKB) yang terdiri dari Taruna Siaga Bencana (Tagana). Mereka berada di lokasi-lokasi pengungsian untuk mendampingi para korban dan memastikan kebutuhan terjamin.
"Jadi para korban tidak perlu khawatir. Kita semua ingin tetap tertib dan kondusif," kata Damanik.
(wis/gil)