Jakarta, CNN Indonesia -- Riung Gunung di Puncak, Bogor, Jawa Barat, mengalami longsor pada Senin (5/2). Tak jauh dari titik longsor, Proklamator RI Sukarno dikabarkan kerap singgah di lokasi yang kini menjadi Rest Area Riung Gunung.
Tempat peristirahatan itu berjarak 200 meter dari lokasi longsor. Para wisatawan yang hendak menuju Cianjur atau Bogor bakal melintas di Riung Gunung.
Setidaknya ada lebih dari lima kios kecil berjejer menyajikan camilan dan minuman hangat di atas tanah yang luasnya sekitar 1.000 meter. Lokasinya tepat di tepi jalan menikung sebelum Puncak Pass.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penduduk setempat menganggap sudah menjadi rahasia umum bahwa tempat istirahat di Riung Gunung itu merupakan tempat landasan helikopter yang digunakan oleh Sukarno.
Seorang pemilik warung bernama Apud (60) mendapat cerita dari orang tuanya tentang sejarah landasan helikopter di Riung Gunung. Pria kelahiran Cisarua itu membuka warung di lokasi tersebut sejak 1970.
Apud menuturkan, saat pertama kali tiba di Riung Gunung untuk berdagang, situasi di sekitar lokasi itu masih hutan rimbun. Namun ada sebidang tanah yang sudah diaspal.
"Saya sudah sejak tahun 70-an di sini, dulu jualan di sini enggak seenak sekarang makai kios, dulu ya bongkar pasang tenda, listrik juga enggak ada," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (7/2).
Menurut cerita yang didapatkan Apud, Sukarno sering memarkirkan helikopter di rest area tersebut. Kemudian, Presiden RI Pertama itu berjalan kaki menuju vila miliknya yang tak jauh dari lokasi rest area.
"Pak Karno helikopternya di sini (Riung Gunung) setelah itu dia jalan kaki menuju vilanya. Di tengah jalan itu kan ada jembatan (jembatan di depan Puncak Pass), Pak Karno menyeberang lewat sana, vilanya bagus banget malah, kokoh juga," tuturnya.
Puluhan petugas gabungan di lokasi longsor Jalur Puncak Gunung Riung, Bogor, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Riung Gunung yang menjadi landasan helikopter Sukarno, menurut Apud, menjadi cerita tersendiri bagi warga setempat. Awalnya, Apud tidak menyangka jika lokasi itu menjadi tempat yang punya sejarah terkait Sukarno.
"Iya, jadi semua orang di sini sudah tahu jika ini adalah halaman parkir helikopter Pak Karno," katanya.
Apud menuturkan, warung-warung di lokasi tersebut sudah ada meskipun Sukarno menggunakannya sebagai landasan helikopter. Saat itu, warung masih berupa tenda bongkar pasang.
"Saya sih pernah lihat sekali helikopter di sini, saya kan sudah sejak '70-an bongkar pasang tenda warung di sini," ujar Apud.
Cerita serupa juga didengar Asep (40) dari orang tuanya. Dia yang meneruskan warung milik orang tuanya di Riung Gunung pun diceritakan sejarah lokasi itu.
"Saya sudah sejak 10 tahun lalu jualan di sini nerusin warung orang tua, turun temurun. Saya juga mendengar cerita itu dari orang tua saya," tuturnya.
Asep mengatakan, lokasi rest area Riung Gunung merupakan salah satu tempat yang aman dari longsor. Meskipun menurutnya longsor di Riung Gunung sering terjadi.
Baik Asep maupun Apud menyebut longsor yang terjadi pada Senin (5/2) lalu merupakan yang terbesar.
Awalnya longsor itu diduga menelan tiga orang korban jiwa. Namun setelah evakuasi dilakukan selama tiga hari, tim SAR tidak menemukan tanda-tanda tertimbunnya korban.
Akhirnya pada Rabu (7/2) sore, tim SAR memutuskan untuk menghentikan evakuasi korban. Tim memastikan tak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor tersebut.
(pmg/gil)