Penyerang Gereja Sleman Cari Target Lewat Internet

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Selasa, 13 Feb 2018 16:35 WIB
Tersangka Suliyono tinggal di Yogyakarta sejak lima hari sebelum penyerangan. Dia mencari gereja sebagai target serangan melalui internet.
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2). Polisi berhasil mengamankan satu tersangka dan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja yang melukai sejumlah umat serta merusak sejumlah fasilitas gereja dengan senjata tajam. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan tersangka penyerang gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta, Suliyono mencari lokasi gereja yang akan diserangnya melalui internet.

Suliyono menyerang Gereja Santa Lidwina Bedog di Jalan Jambon Trihanggo nomor 3 Gamping, Trihanggo, Sleman pada Minggu (11/2). Suliyono telah tinggal di Yogyakarta lima hari sebelum mengamuk di Gereja Santa Lidwina dan melukai empat orang.

Polisi pun menembak pelaku karena terus menyerang jemaat dan petugas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia pulang, kemudian kemarin memondok sebentar di Magelang. Transit di Yogya dia melihat-lihat internet di mana gereja yang dekat-dekat," kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/2).
Berdasarkan hasil penelusuran polisi, lanjutnya, Suliyono tercatat pernah singgah di sejumlah wilayah di Indonesia. Setyo berkata, Suliyono menempuh pendidikan SMP di Banyuwangi, Jawa Timur kemudian SMA di Morowali, Sulawesi Tengah dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Palu, Sulawesi Tengah.

Menurut Setyo, di sela-sela kegiatan belajarnya di sejumlah wilayah itu Suliyono juga aktif di sejumlah organisasi keagamaan yang memiliki akidah berbeda-beda.

Lebih jauh, jenderal bintang dua itu menyatakan bahwa Suliyono pernah tiga kali gagal saat berupaya membuat paspor untuk berangkat ke Suriah.

Dia menuturkan, kegagalan itu disebabkan oleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) Suliyono yang tidak bisa diterima oleh Kantor Imigrasi.

"Dua atau tiga kali. Saya dapat info dia memang berupaya melakukan jihad mau ke luar negeri," ujarnya.

Setyo menambahkan, pihaknya belum menuangkan hasil pemeriksaan Suliyono ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP) hingga hari ini.

Menurutnya, kondisi kesehatan Suliyono yang belum pulih membuat penyidik memilih untuk interogasi dan wawancara lebih dahulu.

"Belum BAP, tapi sudah diinterogasi. Interogasi baru wawancara," katanya.
(ugo/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER