KPK Dalami Dugaan Suap Marianus Sae Terkait Biaya Kampanye

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 16 Feb 2018 22:15 WIB
KPK mendapat informasi awal soal penggunaan dana untuk kepentingan pembiayaan pilkada NTT 2018, termasuk spanduk.
Bupati Ngada, Marianus Sae (tengah) yang menggunakan rompi tahanan, berjalan seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/2) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih mendalami dugaan uang suap yang diterima Bupati Ngada, Nusa Tenggara Timur, Marianus Sae untuk kepentingan pembiayaan kampanye pilkada 2018.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan pihaknya telah mendapatkan informasi awal bahwa ada penggunaan dana untuk kepentingan pembiayaan pilkada NTT 2018.

"Kita belum dapat informasi apakah sudah ada pembayaran cetak baliho atau spanduk itu tapi secara umum kita akan dalami, dalam bentuk apa saja itu penggunaan uang suap tersebut," ujar Febri di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (16/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski demikian, Febri mengatakan KPK belum bisa menentukan secara spesifik dugaan penggunaan uang suap itu untuk kepentingan kampanye.

"Nanti akan kami dalami karena ini bagian penting juga dalam penanganan perkara. Meskipun kita lebih fokus kepada keterkaitan suap dengan kewenangan kepala daerah atau pihak-pihak yang menerima dan memberi," katanya.

Sebelumnya, KPK telah menetapkan Marianus Sae sebagai tersangka dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait sejumlah proyek di Kabupaten Ngada.


Marianus ditetapkan sebagai tersangka bersama Wilhemus Iwan Ulumbu yang merupakan Direktur PT Sinar 99 Permai. Dia diduga menjadi pihak pemberi hadiah kepada Marianus terkait proyek-proyek di Ngada.

Keduanya jadi tersangka usai diciduk KPK dalam OTT pada Minggu (11/2). Mereka diamankan bersama tiga orang lainnya di tiga lokasi berbeda.

Marianus diduga menerima hadiah Rp4,1 miliar dari Wilhelmus. Sebagai gantinya, Marianus menjanjikan sejumlah proyek di Ngada kepada Wilhelmus.

(kid/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER