Pengadangan Anies oleh Paspampres dan Sinyal Rivalitas 2019

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Senin, 19 Feb 2018 09:32 WIB
Nama Anies Baswedan masuk dalam bursa cawapres. Momen pengadangan oleh Paspampres di Piala Presiden dinilai bisa jadi saat tepat untuk menaikkan elektabilitas.
Presiden Joko Widodo serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat akrab dan rileks saat menyaksikan pertandingan Persija Jakarta dan Bali United di Stadion Utama Gelora Bung Karno, (Biro Setpres/Laily Rachev).
Jakarta, CNN Indonesia -- Video pengadangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh pasukan pengamanan presiden (Paspampres) saat hendak turun bersama Presiden Joko Widodo ke podium final Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, viral di media sosial.

Netizen bereaksi, ada yang memberikan simpati kepada Anies, ada pula yang berasumsi dengan menilai bahwa hubungan antara Jokowi dan Anies kurang harmonis.

Netizen juga membandingkan dengan final Piala Presiden 2015 yang juga diselenggarakan di SUGBK. Kala itu, mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ikut turun ke podium pemenangan bersama Jokowi.
Pengamat politik Karyono Wibowo menilai insiden pengadangan Anies tersebut menunjukkan kesan rivalitas antara Jokowi dan Anies menjelang pemilihan presiden 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam peristiwa ini, menurut saya ada pesan politik yang dapat dibaca publik, bukan tentang hubungan Jokowi dan Anies secara personal tetapi lebih menunjukkan sinyal bahwa ada kemungkinan Anies berhadapan dengan Jokowi di pilpres 2019," ujar Karyono kepada CNN Indonesia.com, Minggu (19/2).

Karyono yakin dan menilai pengadangan Anies tidak ada kaitannya dengan hubungan personal Jokowi dan Anies. Bila melihat hubungan personal Jokowi dan Anies, kata Karyono, tidak ada masalah.
Insiden ini dinilai Karyono justru bisa menguntunkan karena bisa menarik simpati publik ke mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. "Ada yang berharap dari peristiwa ini dapat menarik simpati publik terhadap sosok gubernur DKI Jakarta tersebut."

Terlebih, berdasarkan sejumlah hasil survei, Anies masuk dalam bursa calon presiden dan wakil presiden untuk 2019. Hasil Survei Poltracking di 34 provinsi dengan 1.200 responden, menunjukkan nama Anies akan menjadi lawan terkuat bagi presiden Joko Widodo bila Anies berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Karyono berpendapat, insiden di Gelora Bung Karno itu bisa menjadi modal kuat untuk Anies bertarung di Pilpres 2019, meskipun dia hanya diposisikan sebagai cawapres Prabowo.

"Salah satu caranya adalah memanfaatkan momentum atau menciptakan momentum itu sendiri," ujarnya.

Menurut Karyono, insiden pengadangan oleh Paspampres itu sangat tepat untuk mendongkrak elektabilitas Anies dan kata dia, hal itu sah-sah saja dalam kompetisi elektoral.

"Memainkan isu playing victim untuk menarik simpati pemilih masih lebih baik daripada menggunakan isu SARA sebagai komoditas politik," katanya.
(ugo/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER