Surabaya, CNN Indonesia -- Pemuda yang berencana membunuh polisi, Muhamad Lutfianto dikirim ke Mabes Densus 88 Anti Teror di Jakarta untuk pendalaman penyidikan.
Dengan Penggawalan ketat mata di tutup, serta tangan dan kaki di borgol, terduga teroris Lutfianto di kirim Jakarta melalui Bandara Internasional Juanda, di Surabaya, Senin (19/2).
"Berdasarkan pemeriksaan secara intensif, pelaku mengakui, akan membunuh polisi, merampas hartanya, serta merebut senjata api milik polisi. Hal ini termasuk salah satu tindakan radikal, yang sangat berbahaya. Karenanya kami berkoordinasi dengan Densus 88," kata Kaporlesta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama pelaku, polisi juga menerbangkan sejumlah barang bukti berupa dua pucuk senapan angin, sim card, ajaran tentang jihad, sebilah pedang samurai.
Pendalaman penyidikan bagi warga asal Kelurahan sumber Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Jawa Timur, ini dilakukan guna memastikan jaringan dan mengetahui sejauh apa keterlibatan pelaku.
Dari rumah pelaku, polisi berhasil mengamankan beberapa buku tentang jihad, dan pemahaman tentang jaringan Jamaah Anshorut Thauhid (JAT).
Niat membantai anggota polisi ini, karena mengaku itu adalah perbuatan amalilah dan wajib hukumnya untuk membunuh atau membantai anggota polisi yang dianggap thogut.
MencurigakanSebelumnya, Lutfianto ditangkap di depan polres Probolinggo Kota setelah gerak-gerik mencurigakannya tertangkap pantauan CCTV dan tampak membawa senjata tajam. Saat ditangkap, Lutfi mengaku akan membunuh polisi di dalamnya.
"Kami sudah mempelajari dasar atas langkah yang ingin dilakukannya. Semuanya sudah terekaman CCTV," tandas Kapolres Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal.
Dalam anggapannya, polisi adalah orang kafir dan membunuh polisi merupakan sebuah jihad. Selain polisi aparat dan pejabat negara seperti hakim, TNI, dan Presiden juga dianggapnya sebagai orang kafir dan harus diperangi. Lutfianto mengatakan niatannya itu berdasarkan pada ayat Alquran.
Sebelum ditangkap, Lutfianto mondar-mandir dari pagi hingga sore di sekitar Polres Probolingo Kota. Alfian membenarkan kalau Lutfianto sudah dicurigai sejak ia sebelum ditangkap.
Gerak gerik Lutfianto sudah terekam CCTV sejak Senin (12/2). Saat itu ia mondar-mandir di sekitar Polres Probolinggo Kota. Dan penampakan Lutfianto kembali terekam keesokan harinya. Kali ini ia membawa pedang sehingga Lutfianto langsung diamankan.
Saat diamankan, Lutfianto tak melawan meski membawa pedang. Ia dikepung oleh sekitar lima polisi, Setelah diringkus, Lutfianto langsung menjalani pemeriksaan.
(eks/dik)