Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo hari ini, Kamis (1/3), dijadwalkan melantik Inspektur Jenderal Heru Winarko sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komjen (pol) Budi Waseso yang telah memasuki masa pensiun.
Heru akan melepas jabatan Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia mengalahkan sejumlah kandidat kepala BNN yang namanya sempat mencuat di media massa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun
CNNIndonesia.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusulkan dua nama lain sebagai calon Kepala BNN, yakni Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Ari Dono Sukmanto dan Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru adalah lulusan Akademi Kepilisian 1985 yang malang melintang di sejumlah jabatan reserse. Pria yang memiliki kemampuan memainkan alat musik drum ini pernah menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Pusat, Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim, dan Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim.
Dia juga pernah menjabat sebagai Asisten Deputi IV Keamanan Nasional Kemenko Polhukam, Kapolda Lampung, serta Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Menko Polhukam.
Berdasarkan data jabatan tersebut, Heru sebenarnya tidak memenuhi syarat calon Kepala BNN sebagaimana diatur dalam Pasal 69 huruf e Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
 Heru Winarko ditunjuk menjadi Kepala BNN menggantikan Budi Waseso. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Beleid pasal itu berbunyi, "Berpengalaman paling singkat lima tahun dalam penegakan hukum dan paling singkat dua tahun dalam pemberantasan narkotik".
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, mendukung langkah Jokowi memilih Heru sebagai calon Kepala BNN. Heru dianggap sebagai sosok yang berintegritas, bersih, dan berani.
Menurutnya, hal itu terbukti karena Heru menduduki salah satu jabatan penting di lembaga anti-rasuah hingga saat ini.
"Heru telah lolos seleksi menjadi Deputi Penindakan KPK, artinya secara
profile asesment tidak perlu diragukan lagi integritasnya, bersih dan berani. Profil asesment masuk KPK sangat ketat dan terukur, sehingga bagi yang lolos dapat dipastikan integritasnya," kata Boyamin, Kamis (1/3).
Dia pun berpendapat, Heru merupakan sosok yang tepat untuk menggantikan Buwas di kursi Kepala BNN. Menurutnya, narkotika merupakan kasus yang kerap bersinggungan dengan uang dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, lanjutnya, dibutuhkan sosok pemimpin yang bersih dan berani guna menghindari godaan dan membasmi para mafia narkotika.
"BNN harus dinakhodai oleh sosok bersih dan berani. Jika salah memilih maka akan menimbulkan perilaku menyimpang," kata Boyamin.
(sur/gil)