Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Amanat Nasional memberi sinyal kuat tidak mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. PAN berencana berkoalisi dengan Gerindra mendukung Prabowo Subianto atau membentuk poros baru.
Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengungkapkan kemungkinan PAN tidak mendukung Jokowi itu sebagai bagian dari upaya mencegah calon tunggal. PAN merasa calon tunggal tidak baik bagi demokrasi.
"Kecenderungan kuat kami InsyaAllah di luar pak Jokowi," ujar Yandri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/3).
Yandri menuturkan niatan mendukung Prabowo atau membuat poros baru karena masih ada empat partai, termasuk PAN yang belum mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Yandri menjelaskan berkoalisi dengan Gerindra merupakan hal yang memungkinkan. Dengan jumlah kursi PAN di DPR sebanyak 49 kursi dan Gerindra sebanyak 73 kursi, Yandri menyebut persentase pencapresan Prabowo sudah 21,78 persen atau di atas syarat sebesar 20 persen.
"PAN dan Gerindra sudah cukup sebenarnya, lebih malah. Artinya kami mau dengan Gerindra bisa juga," ujarnya.
Meski belum ada kesepakatan, Yandri mengaku PAN telah berkomunikasi intensif dengan Gerindra untuk membahas kemungkinan tersebut. Pembahasan, kata Yandri juga meliputi cawapres yang bakal mendampingi Prabowo nantinya.
"Kalau koalisi bagian yang dibicarakan siap capres dan cawapresnya. Kalau ini kami munculkan, ada tidak peluang menang. Ini bagian pembicaraan," ujar Yandri.
Di sisi lain, Yandri menegaska rencana PAN mendukung Prabowo atau membuat poros baru buka karena ada malasah dengan Jokowi. Sebab, ia mengaku hubungan PAN dengan PDIP dan parpol pendukung Jokowi berjalan baik.
Alasan PAN, kata Yandri merupakan kesepakatan internal PAN yang nantinya akan diputuskan dalam Rapimnas pada April 2018.
"PAN ambil keputusan bukan maunuya pak Amien atau Bang Zul, tap diputuskan berdasarkan Rakernas dan Rapimnas. Nah sampai hari ini kecenderungan kuat ingin menghadirkan calon alternatif," ujarnya.
Peluang Poros BaruYandri menyampaikan rencana PAN membuat poros juga dilakukan karena ada sejumlah calon alternatif yang muncul jelang pendaftaran Capres-Cawapres pada 4 Agustus 2018.
Yandri membeberkan nama calon alternatif yang kemungkinan akan diusung oleh PAN dalam poros baru jika gagal dilirik oleh Gerindra, yakni mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Tak hanya itu, Ketum PAN Zulkifli Hasan juga memiliki potensi untuk diusung sebagai calon alternatif dalam poros baru.
"Racikan akan dibicarakan di lintas partai itu, yang mana yang disepakati. Kan satu sama lain ada ketergantungan, ga ada yang bs mengusung sendiri maka ada kesepakatan siapa capres siapa cawapres," ujar Yandri.
Lebih dari itu, Yandri mengaku poros baru bukan dalam dalam rangka memecah suara Jokowi dalam Pilpres tahun 2019. Ia berkata tergerusnya suara Jokowi karena sosok pesaingnya merupakan hal yang wajar.
(lav)