Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan kesiapannya untuk maju di Pilpres 2019. Pernyataan itu ditegaskan dalam jumpa pers yang berlangsung di kediamannya, Kemang, Jakarta, Senin (5/3).
"Saya siap untuk memimpin Indonesia agar lebih baik, adil dan makmur," kata Rizal menanggapi kencangnya isu bahwa dirinya akan maju dalam gelaran Pemilihan Umum Presiden 2019.
Rizal mengklaim bahwa dirinya telah membuktikan kesiapannya melalui perjuangan untuk mengubah sistem pemerintahan menjadi lebih demokratis. Upaya itu dilakukan sejak ia mahasiswa.
"Semenjak 40 tahun, Rizal Ramli baik di dalam maupun di luar sistem terus berjuang agar Indonesia lebih sejahtera. Saya pernah dipenjara 6 bulan di penjara militer dan 1 tahun di penjara Sukamiskin," terang Rizal
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, dia bergabung dalam kabinet pemerintahan Presiden keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang diakui untuk melakukan berbagai perbaikan. Hasilnya, dia mengklaim telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ekspor, dan meningkarkan gaji pegawai negeri sipil (PNS). Di saat bersama, dia mengaku telah menjalankan kebijakan pengurangan utang negara, serta menekan rasio indeks gini Indonesia.
Dia mengaku ingin menjadi orang nomor satu di Negeri Katulistiwa karena Kepala Negara setelah era Gus Dur telah banyak diintervensi oleh kekuatan-kekuatan besar dari dalam maupun luar negeri. Intervensi ini mengakibatkan banyak kebijakan baik yang dibatalkan.
Rizal berambisi memperbaiki berbagai persoalan nasional. Salah satunya adalah kerukunan dalam berbangsa. Menurutnya, saat ini perbedaan pendapat di Indonesia bisa langsung menimbulkan permusuhan. Padahal seharusnya bisa dijadikan kekayaan, bahkan justru sebagai alat untuk mencari solusi.
"Saat ini adanya rasa kurang nyaman dalam kerukunan berbangsa, keadilan, dan demokrasi. Berbeda pendapat langsung dicap musuh. Padahal demokrasi tidak mungkin dalam perbedaan pendapat," terang Rizal.
Menurut Rizal, pemeritahan saat inimengalami kemunduran demokrasi. Bahkan, dia menganggap ada keinginan terselubung untuk kembali ke sistem Semi-Otoriter.
"Ada indeks penuruan demokrasi di luar negeri yang menunjukkan bahwa Indonesia anjlok 20 peringkat," terang Rizal.
Rizal juga menegaskan bahwa demokrasi saat ini tidak membawa kemakmuran bagi seluruh kalangan. Pasalnya, hanya kaum elit yang menikmati demokrasi tersebut. "Kami ingin mengubah demokrasi sehingga membawa kemakmuran untuk semua rakyat Indonesia," ungkap Rizal.
(lav/lav)