Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra terang-terangan mendeklarasikan partainya sebagai oposisi pemerintah. Hal itu disampaikan setelah PBB ditetapkan sebagai partai peserta pemilu 2019.
"Kecederungan saya adalah PBB lebih baik sebagai
leader oposisi," kata Yusril di KPU, Jakarta, Selasa (6/3).
Yusril mengatakan hal itu akan terwujud jika nanti PBB masuk dalam fraksi di legislatif. Bahkan ia tak ragu mendukung 'kotak kosong' jika calon presiden hanya satu.
"Jelas warna PBB itu apa, jangan tergoda pada kekuasaan, lebih baik kita berpikir jauh ke depan menyelamatkan bangsa dan negara ini," tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusril tak ingin muluk-muluk. Ia hanya menargetkan 9 persen dalam pemilu 2019. Prioritasnya adalah menempatkan kader PBB di kursi parlemen dan memunculkan kembali kekuatan PBB.
Mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden SBY ini juga berencana maju sebagai calon legislatif. Yusril menilai kursi legislatif adalah tempat yang paling tepat mengkritik pemerintah.
"Walaupun anggota DPR tidak ada artinya bagi saya, tapi saya ingin supaya kekuatan PBB muncul dan sangat kritis. Fraksi itu akan jadi mesin oposisi di parlemen nanti," ujarnya.
Saat ditanya tentang koalisi, Yusril lebih mementingkan partainya bisa berkembang. Namun dia tak menampik juga melakukan komunikasi ke sejumlah partai peserta pemilu.
"Kami enggak mikir koalisi, kami pikir diri kami sendiri kalau kami bisa bikin fraksi sendiri kalau perlu kami sendirian nantinya," katanya.
Partai yang berdiri sehak 1998 ini pernah meraih 13 kursi DPR pada pemilu 1999. Sementara pada pemilu 2004, PBB mendapatkan 11 kursi di DPR. Pada dua pemilu berikutnya, PBB tak memiliki wakil di DPR.
(pmg/ugo)