Kader Ingin Prabowo Gandeng Anies Atau Gatot Nurmantyo

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Kamis, 08 Mar 2018 11:37 WIB
Wasekjen Gerindra Andre Rosiade mengatakan sudah ada komunikasi politik antara Prabowo dan Anies maupun Gatot Nurmantyo untuk Pilpres 2019.
Internal Gerindra ingin Prabowo Subianto menggandeng Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo dalam Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masuk dalam radar Partai Gerindra untuk mendampingi Ketua Umum Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan kedua nama itu muncul dari internal kader Gerindra.

"Ada usulan-usulan dari berbagai pengurus misalnya Gerindra DKI, mengusulkan Mas Anies jadi cawapresnya Pak Prabowo. Lalu ada juga teman-teman TNI pensiunan jenderal di sayap purnawirawan itu mengusulkan Pak Gatot menjadi wakil Pak Prabowo," kata Andre saat berbincang, Kamis (8/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Komunikasi politik antara Gatot dan Anies dengan Prabowo disebut sudah berjalan. Gatot kata Andre sudah pernah bersilaturahmi dengan Prabowo usai purnatugas sebagai Panglima TNI.

Sedangkan Anies disebut sering berkomunikasi dengan Prabowo maupun Gerindra untuk membahas persoalan Jakarta, meski tidak menutup kemungkinan membicarakan hal lain.

"Prabowo dengan Anies membahas Jakarta tapi menyinggung (pilpres) dikit ada lah. Prabowo nanya soal janji kampanye Anies-Sandi. Tapi memang yang getol mendukung Anies menjadi calon wakil presidennya Pak Prabowo adalah Gerindra DKI melalui Ketua DPD Muhammad Taufik," ujarnya.


Andre memastikan bahwa nama Gatot dan Anies hanya muncul sebagai calon wakil Prabowo, dan bukan dimajukan sebagai bakal calon presiden. Hal itu sekaligus mematahkan spekulasi bahwa Prabowo akan memajukan calon atau menjadi 'king maker' di Pilpres 2019.

Kader Ingin Prabowo Gandeng Anies Atau Gatot NurmantyoGatot Nurmantyo. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Menurutnya kedua nama itu juga masih sebatas usulan. Belum ada pembahasan lebih lanjut karena nama Gatot dan Anies perlu didiskusikan lagi dengan mitra koalisi.

"Karena syarat pencalonan presiden itu 112 kursi dan Gerindra cuma punya 73 kursi," kata Andre.

Andre menjelaskan untuk menjadi pendamping Prabowo, calon tersebut harus bisa diterima partai koalisi pendukung, dapat memberi insentif elektoral, dan memiliki visi misi serta chemistry dengan mantan Panglima Kostrad tersebut.

Andre menyatakan Gerindra sejauh ini belum bisa menilai potensi bahwa Anies ataupun Gatot dapat diterima mitra koalisi yang akan mendukung Prabowo pada 2019 mendatang.

"Wallahua'lam kalau bisa diterima (koalisi) itu butuh proses komunikasi. Tapi yang jelas dua orang ini (Gatot dan Anies) masuk radar," imbuh Andre.

Selain Gatot dan Anies, Andre mengatakan masih ada tokoh di luar partai seperti sembilan calon dari PKS, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang juga masuk opsi menjadi pendamping Prabowo.

Hingga saat ini, kata Andre, Gerindra sudah hampir dipastikan berkoalisi dengan PKS yang memiliki 40 kursi parlemen. Dengan PKS, maka pencalonan Prabowo sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.

"Tapi kami jalin komunikasi juga ke PKB, PAN dan Demokrat," ujar Andre.


Baik Gatot maupun Anies disebut menjadi calon potensial pendamping Prabowo dalam hasil survei lembaga Populi Center. Dari survei Populi Center, Anies menjadi sosok yang paling berpotensi mendampingi Prabowo dengan elektabilitas sebesar 12,8 persen.

Untuk elektabilitas Gatot saat ini jika menjadi cawapres bagi Prabowo sebesar 10,8 persen. Namun, elektabilitas Gatot sebagai cawapres bagi Prabowo mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan hasil survei pada bulan Oktober 2017 yang mencapai 17,3 persen. (dal/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER