Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pesimistis poros ketiga bakal terbentuk di Pilpres 2019 karena popularitas dan elektabilitas Presiden Joko Widodo yang masih tinggi dalam berbagai survei.
"Secara matematis mungkin walaupun tidak mudah karena syarat 20 persen (ambang batas pencalonan presiden). Waktu sekarang 5 tahun singkat. Jadi kemungkinan besar bisa dua (poros)," kata Zulkifli di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (9/3).
Menurut Zulkifli, pertemuan yang dilakukan petinggi PAN, PKB dan Demokrat kemarin, masih sebatas penjajakan awal dan silaturahmi untuk menanyakan sikap masing-masing partai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari segi perolehan kursi di parlemen, ketiga partai itu pun telah memenuhi syarat ambang batas 20 persen di UU Pemilu untuk mencalonkan presiden. Demokrat memiliki 61 kursi atau 10,9 persen, PAN 48 kursi atau 8,6 persen dan PKB 47 kursi atau 8,4 persen.
Ketua MPR ini mengatakan sikap final PAN masih menunggu momentum. Belum ada keputusan untuk berada di poros pendukung Jokowi atau di poros Prabowo Subianto.
Meskipun dalam pernyataannya kemarin Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais tidak menginginkan berada di poros pendukung Jokowi.
"Tentu pendapat Pak Amien kita masukan sebagai masukan penting," katanya.
Demokrat, PAN dan PKB menggelar pertemuan membahas rencana membentuk poros ketiga di Pilpres 2019. Pertemuan berlangsung di salah satu restoran di Mal Pacific Place, Jakarta, Kamis (8/9) sore.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno saat dikonfirmasi mengaku sejauh ini belum ada kesepakatan untuk membentuk poros ketiga dalam Pilpres tahun depan.
Namun ketiga partai tidak menutup kemungkinan berkoalisi untuk merealisasikan wacana tersebut.
Eddy mengatakan wacana memunculkan calon presiden alternatif, di luar Joko Widodo dan Prabowo Subianto, merupakan upaya mengakomodir pemilih yang menginginkan calon sosok pemimpin baru.
(ugo/gil)