Demokrat, PAN, PKB 'Cek Ombak' Poros Ketiga

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 09 Mar 2018 14:33 WIB
Demokrat, PAN, dan PKB dinilai masih menunggu respons dan dukungan publik sebelum membentuk poros ketiga pada Pilpres 2019.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bersama Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan antara pimpinan Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berlangsung kemarin, dinilai sebagai upaya untuk mengetahui respons publik tentang kemungkinan munculnya poros ketiga pada pemilihan presiden 2019.

Tiga partai tersebut dianggap masih menunggu reaksi publik sebelum membentuk poros ketiga di Pilpres 2019.

"Saya melihat ini hanya cek ombak. Testing on the water dulu," kata Pengamat Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada CNN Indonesia.com, Jumat (9/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Pangi, pembentukan poros ketiga tidak mudah. Selain hanya beranggotakan Demokrat, PKB dan PAN, poros ini juga harus menyiapkan tokoh sebagai calon alternatif.

Secara matematik, tiga partai tersebut dapat mengusung calon presiden pada 2019. Partai Demokrat berdasarkan Pemilu 2014 menguasai 61 kursi atau 10,89 persen kursi parlemen, PKB 47 kursi atau 8,39 persen, dan PAN 48 kursi atau 8,57 persen. Total ketiganya 27,86 persen, dan jumlah tersebut melebih batas syarat pencalonan presiden yang hanya mensyaratkan 20 persen.

Tiga partai tersebut juga memiliki sejumlah tokoh yang berpotensi untuk maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. Sebut saja, Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum PAN Zulkfli Hasan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.


Namun, kata Pangi, partai politik tentunya akan memperhatikan Coattail Effect atau efek numpang populer. Apalagi, pelaksanaan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden digelar secara bersamaan.

Kata Pangi, setiap partai politik berharap coattail effect dari capres dan cawapres yang diusungnya untuk mendongkrak suara partai politik.

"Kalau Demokrat merapat ke Jokowi, dengan syarat AHY jadi cawapres Jokowi, maka poros ketiga (alternatif) bubar di tengah jalan, atau Cak Imin ke poros Prabowo, poros ketiga, bubar gerak," katanya.

Peneliti Populi Center Rafif Pamenang Imawan berpendapat potensi terwujudnya poros ketiga masih sulit. Ketiga sosok yang akan dicalonkan masih belum bisa mengejar popularitas dan elektabilitas Jokowi maupun Prabowo.

Ditambah lagi, berdasarkan survei Populi Center, mayoritas masyarakat menginginkan Pilpres diikuti dua pasang calon. Sebanyak 41,2 persen responden menginginkan dua pasangan calon dalam Pilpres tahun 2019, sedangkan 24,8 persen responden menginginkan Pilpres diikuti oleh tiga pasangan calon.

"Untuk poros ketiga menghadirkan calon alternatif mungkin saja tapi apakah mendapat atensi publik itu perlu dipertanyakan lagi," kata Rafif.

Rafif mengamini jika poros ketiga akan memudahkan pengelolaan politik identitas selama tahapan Pilpres dan Pemilu.

"Ini yang membuat saya melihat poros ketiga ini diprediksi tidak muncul. Tapi masih bisa melihat dinamika politik ya. Menurut saya ini masih cek ombak dari Demokrat, PAN dan PKB," kata Rafif.

(ugo/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER