Massa FPI: Tempo Harus Minta Maaf, Kalau Tidak Kita Sikat

CTR | CNN Indonesia
Jumat, 16 Mar 2018 14:58 WIB
Massa FPI enggan membubarkan diri dari kantor Tempo bila redaksi Tempo tak meminta maaf atas penerbitan karikatur yang dinilai FPI menghina Rizieq Shihab.
Pertemuan Pimred Majalah Tempo Arif Zulkifli dan perwakilan Front Pembela Islam (FPI). (CNN Indonesia/Ciputri Hutabarat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Massa Front Pembela Islam (FPI) tiba di Kantor Tempo di kawasan Jalan Palmerah, Jakarta Selatan, Jumat (16/3) sekitar pukul 14.00 WIB.

Pantauan CNN Indonesia.com di lapangan, sekitar seratusan massa berpakaian putih-putih memenuhi gerbang kantor Tempo. Dalam orasinya, seorang anggota FPI menyerukan agar Tempo meminta maaf atas penerbitan karikatur di Majalah Tempo yang dianggap melecehkan tokoh FPI Rizieq Shihab.

"Kami tidak akan pulang sebelum Tempo benar-benar meminta maaf. Tempo harus minta maaf hari ini, kalau tidak kita sikat," kata seorang orator dari atas mobil komando.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setengah jam kemudian sekitar enam perwakilan dari FPI masuk ke dalam kantor Tempo. Selanjutnya perwakilan anggota FPI diterima langsung oleh Pimpinan Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli.
Panglima Besar FPI Maman Suryadi mengatakan FPI tidak terima dengan karikatur Majalah Tempo yang menggambarkan sosok orang memakai gamis dan sorban, dengan seorang perempuan memakai baju merah.

FPI menilai karikatur tersebut menginterpretasikan Rizieq Shihab.

"Saya rasa orang goblok juga tau (itu Rizieq) maksud dan tujuan itu. Itu sudah menyinggung sekali ulama kami (Rizieq). Artinya tidak disebutkan nama tapi dari sikap karikatur ditujukan ke ulama kami (Rizieq)," ujar dia.

Maman mengaku belum berencana melaporkan Tempo ke dewan pers. Mereka akan terlebih dahulu menemui redaksi Tempo dan meminta Tempo meminta maaf.

"Biasanya kan hanya permohonan maaf doang, kali ini kami minta agar tertulis. Soal dewan pers nanti itu langkah selanjutnya bersama kuasa hukum kami," katanya.
(ugo/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER