Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Charta Politika Indonesia pada 3 hingga 8 Maret 2018 memaparkan elektabilitas pasangan calon Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno unggul tipis dari Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak.
Gus Ipul-Puti meraih elektabilitas 44,8 persen, sedangkan Khofifah-Emil 38,1 persen.
"Ketika dilakukan simulasi kertas suara, kita lihat perbedaan hanya tujuh persen, Gus Ipul unggul," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya di Jakarta, Kamis (21/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yunarto menyebut meski unggul, Gus Ipul-Puti belum menang besar. Pasalnya, selisih antar kedua pasangan calon tidak lebih besar dari jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (
undecided voters) yang berjumlah 17,1 persen.
Yunarto membandingkan elektabilitas pasangan calon itu dengan survei serupa di bulan Januari 2018. Saat itu Gus Ipul-Puti meraih 42,6 persen dan Khofifah-Emil 41,5 persen.
"Sebetulnya saat penetapan, pasca pendaftaran, dilakukan survei hampir berimbang. Hanya satu persen selisihnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Yunarto menyebut para pemilih di Jawa Timur termasuk kategori fanatik. Dia menemukan ada 70 persen lebih pemilih dari kedua kubu yang mengatakan tak akan mengubah pilihannya.
Dengan karakteristik pemilih yang fanatik, Yunarto mengatakan kesempatan berkontestasi hanya terjadi pada lingkup undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan. Pihak yang bisa mendulang suara mereka kemungkinan memenangkan Pilgub Jatim 2018.
"Pertarungan tinggal ada di
undecided voters karena pola pemilihnya sudah fanatik. Ceruk undecided voters lebih dari lima belas persen," katanya.
Survei Charta Politika dilakukan pada 1200 responden yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Responden diambil dengan metode multistage random sampling demham tingkat toleransi kesalahan 2,8 persen dan tingkat kepercayaan survei 95 persen.
Sebelumnya, pada survei Litbang Kompas 12 Maret lalu, elektabilitas Khofifah-Emil unggul tipis dari Gus Ipul-Puti dengan masing-masing pasangan meraih 44,5 persen dan 44,0 persen.
Survei Litbang Kompas menyebut elektabilitas kedua pasangan yang hanya terpaut tipis karena keduanya nyaris sama-sama dikenal, sama-sama popularitasnya, dan sama-sama dikenal sebagai tokoh di bidangnya masing-masing.
Faktor kesamaan basis massa yakni Nahdlatul Ulama juga turut mempengaruhi persaingan ketat pasangan tersebut.
Survei Litbang Kompas dilakukan terhadap 800 responden berusia minimal 17 tahun yang diwawancara tatap muka langsung pada 19 Februari-4 Maret 2018. Responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan proporsional bertingkat berdasarkan jumlah penduduk di tiap wilayah di Provinsi Jawa Timur.
Tingkat kepercayaan survei Litbang Kompas ini sebesar 95 persen, nirpencuplikan penelitian plus minus 3,46 persen dan masih terbuka kemungkinan kesalahan di luar nirpencuplikan.
(wis)