Peluang Gatot dan Anies Dampingi Prabowo Dinilai Sama Besar

Bimo Wiwoho & Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Senin, 26 Mar 2018 22:34 WIB
Politisi Gerindra Ahmad Riza Patria menilai Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan berpeluang sama besar untuk menjadi pendamping Prabowo Subianto.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai berpeluang untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut memiliki peluang yang sama besar dengan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2019.

"Pak Anies punya peluang yang besar. Tentu dia sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya kecerdasannya elektabilitasnya, tapi kita belum bisa memutuskan. Pak Gatot juga punya peluang dan kesempatan yang sama. Jadi dua ini punya kesempatan yang sama," kata Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (26/3).

Selain kedua nama itu, Riza mengatakan masih ada sosok Presiden PKS Sohibul Iman, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi.
Peluang Gatot dan Anies Dampingi Prabowo Dinilai Sama BesarMantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo disebut berpeluang mendampingi Prabowo di Pilpres 2019. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Riza mengatakan saat ini Anies memiliki tugas utama sebagai Gubernur DKI Jakarta yang didukung Gerindra, PKS dan PAN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga yakin Anies menghormati tugas tersebut. Namun jika disepakati partai koalisi, Anies diyakini bakal mau mendampingi Prabowo.

"Kalau memang disepakati oleh partai koalisi bahwa beliau dianggap yang terbaik saya kira beliau nanti akan memberikan jawaban yang tentu akan bijaksana dan memuaskan bagi semua pihak," ujarnya.
Riza memastikan keputusan soal pendamping Prabowo bakal dibicarakan dengan partai koalisi. Sejauh ini baru PKS yang sudah dipastikan berkoalisi dengan Gerindra di 2019.

"Beliau pasti sangat menghargai dan menghormati pendapat dari partai-partai dan akan duduk secara bersama-sama," katanya.

Sejumlah nama tokoh politik masuk dalam radar bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada pilpres 2019.

Beberapa nama di antaranya kader Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, hingga Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).

Bahas Cawapres Usai Pilkada

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengaku telah sepakat dengan PDI Perjuangan untuk membahas nama-nama cawapres Joko Widodo secara lebih mengerucut setelah Pilkada serentak selesai dilaksanakan.

Romi, sapaan Romahurmuziy, menilai akan ada benturan pandangan dari partai-partai pendukung koalisi jika nama-nama cawapres Jokowi dibicarakan sejak dini.

Menurut Romi, hal itu bisa saja terjadi mengingat sejumlah partai pendukung Jokowi saling bertarung di Pilkada serentak.

"Karena kita tidak ingin agenda pada pilkada ini partai koalisi berbeda pandangan. Itu mengganggu pembicaraan tentang wapres ke depan," imbuh Romi.

Romi berharap seluruh partai pengusung Jokowi juga sepakat membahas nama-nama cawapres Jokowi secara lebih intensif usai gelaran Pilkada.

Sebelumnya, Golkar juga telah menyepakati hal yang sama. Dengan demikian, tinggal Partai Hanura dan Partai NasDem yang belum sepakat mengenai hal tersebut.

"Urusan cawapres ini biarlah nanti bicarakan bersama-sama setelah pilkada selesai," katanya.

Menurut Romi, masih ada waktu yang cukup panjang untuk membahas cawapres Jokowi. Tidak ada salahnya jika membahas nama-nama cawapres Jokowi secara lebih intensif setelah pilkada usai.

Justru akan lebih efektif jika pembahasan dilakukan setelah pilkada agar pandangan partai-partai politik tidak terbelah oleh kepentingan pemenangan calon kepala daerah.

"Jarak pilkada dengan pendaftaran wapres kan masih satu setengah bulan. Jadi masih sangat panjang," ucap Romi.

Di tempat yang sama, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidak berbicara banyak mengenai hal itu. Menurutnya, apa yang disampaikan Romi sama dengan yang ada dalam pandangan partainya.

"Jawabannya, idem. Kan koalisi satu hati," ujar Romi.
(ugo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER