Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Papua menyatakan siap berperang dengan Gerakan Separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pernyataan itu menanggapi ultimatum perang yang disampaikan oleh OPM.
"Siap. Dari dulu kami siap [perang]," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Rabu (28/3).
Aidi juga menyampaikan jumlah pasukan TNI yang berada di Papua cukup untuk menghadapi pasukan dari OPM tersebut. "Cukup, mereka enggak seberapa tidak sebanding dengan kekuatan TNI," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Aidi menyebut TNI tidak menghendaki jika perang tersebut terjadi. Apalagi, kata Aidi pasukan TNI di Papua selama ini telah melakukan pendekatan teritorial dengan melakukan pembangunan berbagai sarana dan prasarana, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Aidi justru berharap agar anggota OPM tersebut mau bergabung dengan Indonesia.
Lebih lanjut, Aidi juga mengatakan sampai saat ini belum ada perintah dari Mabes TNI untuk perang dengan OPM.
"Belum ada (perintah) masih diteliti," ucap Aidi.
Kata Aidi, Kodam Cenderawasih terus melakukan koordinasi dengan Mabes TNI terkait perkembangan situasi yang ada di Papua.
Ia mengaku telah menyampaikan ultimatum perang dari OPM kepada Mabes TNI. "Tapi tinggal kebijakan satuan atas, langkah-langkah apa yang mau diambil kita siap," kata Aidi.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya mengaku tidak takut dengan ultimatum perang yang dikeluarkan oleh Gerakan Separatis Operasi Papua Merdeka (OPM). Ia bahkan menekankan kekuatan militer Indonesia lebih kuat dibandingkan kekuatan militer OPM.
"Mereka (OPM) ajak perang? Ya perang aja. Orang ajak perang masa makan soto sih," kelakar Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat.
Pada 27 Februari 2018, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM, mengunggah video yang berisikan ultimatum perang di akun resminya. Adapun salah satu tuntutan TPNPB adalah agar PT Freeport dan seluruh perusahaan asing ditutup.
"Perang jangan berhenti, perang harus tanpa intervensi internasional di Papua. Ultimatum perang, saya sudah umumkan. Tujuan, kami ingin perang lawan TNI, Polri sudah tecantum dalam aturan TPN," kata Kepala Staf Operasi Komando Nasional TPNPB, G. Lekkagak Telenggen dalam video tersebut.
(ugo/pmg)