Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jendral PDIP
Hasto Kristiyanto mengaku peristiwa yang sedang terjadi pada
Sukmawati Soekarnoputri tidak membuat partainya khawatir.
Hasto mengakui ada sebagian kelompok yang mengaitkan Sukmawati yang merupakan trah Presiden pertama RI Soekarno dengan
PDIP secara negatif.
"Kami tidak khawatir," kata Hasto saat berkunjung ke redaksi
CNNIndonesia, Kamis (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian Hasto mengakui partainya tetap mencermati adanya beberapa partai atau kelompok yang berharap peristiwa tersebut bisa menggerus elektabilitas partai berlambang banteng moncong putih itu.
Namun, permintaan maaf secara tulus yang sudah disampaikan Sukmawati diklaim Hasto akan dipandangan positif oleh masyarakat dan partainya.
"Tapi kalau ada isu tokoh atau pemimpin yang dimainkan tentu saja akan menjadi perhatian kami. Bisa terlihat siapa yang paling berteriak, ada mobilisasi aksi. Tapi permintaan maaf sudah buat citra positif. Kami tidak lihat itu sebagai tindakan menjatuhkan," kata Hasto.
 Sukmawati Soekarnoputri datangi MUI untuk minta maaf dan klarifikasi puisi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Lebih lanjut, Hasto mengakui peristiwa ini akan dijadikan pembelajaran berharga bagi pemimpin dan tokoh besar lainnya di negeri ini. Menurut dia tidak selayaknya seorang pemimpin memasuki ranah SARA karena hal itu topik yang sangat sensitif.
Hasto juga mengatakan sikap Sukmawati harus dijadikan contoh. Sukmawati, imbuh Hasto, telah menyesali tindakannya dan berbesar hati untuk melakukan
tabayyun dan meminta maaf terkait polemik puisi 'Ibu Indonesia'.
Atas dasar itu, pihaknya berharap agar publik tak perlu lagi membesar-besarkan polemik tersebut dan menerima maaf Sukmawati.
"Sebagai bangsa yang besar, seharusnya kita memberikan kesempatan ketika seseorang sudah meminta maaf dan memberikan maaf pada siapapun," jelas dia.
Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri membacakan puisi berjudul Ibu Indonesia dalam acara '29 Tahun Anne Avantie Berkarya', di Indonesia Fashion Week 2018 yang kemudian dikecam umat Islam di Indonesia.
Atas derasnya aksi kecaman, Sukmawati akhirnya meminta maaf dan sudah mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk klarifikasi soal isi puisi yang dianggap menyinggung agama Islam.
(dal/sur)