GNPF Ulama Klarifikasi Tetap Laporkan Sukmawati ke Polisi

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 05 Apr 2018 17:23 WIB
GNPF Ulama tetap memproses laporan ke polisi meski Sukmawati Sokarnoputri telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
GNPF Ulama tetap memproses laporan ke polisi meski Sukmawati Sokarnoputri telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama tetap melaporkan Soekmawati Soekarnoputri terkait dugaan penistaan agama. Mereka masih mempersoalkan puisi Ibu Indonesia yang dibacakan pada acara '29 Tahun Anne Avantie Berkarya', di Indonesia Fashion Week 2018 beberapa waktu lalu.

Ketua Bidang Advokasi GNPF Ulama Nasrulloh Nasution menyatakan laporan yang mereka adukan ke polisi telah diterima dengan tanda bukti lapor No.LP/455/IV/2018/ Bareskrim.

"GNPF Ulama pada hari Rabu tanggal 4 April 2018 telah membuat laporan polisi di Mabes Polri terkait dugaan agama Islam terhadap Sukmawati Soekarnoputri," ujar Nasrulloh mengklarifikasi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya diberitakan, mantan anggota tim advokasi GNPF Ulama Kapitra Ampera menyatakan bakal membatalkan pelaporan ke polisi. Namun hal itu diklarifikasi oleh Kapitra sebagai pernyataan pribadi.

Kapitra menyatakan saat ini dirinya sudah bukan bagian dari GNPF. Dia kini berstatus sebagai koordinator Tim Advokasi Pembela Agama (TAPA).

"Jadi tidak perlu lapor melapor lah," kata Kapitra saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu (4/4).

Kapitra mengatakan ketika seseorang sudah meminta maaf dan sudah mengakui kesalahannya, harus dibukakan pintu maaf selebar-lebarnya, sesuai dengan ajaran Islam.

"Kalau orang sudah mengakui kesalahannya masa kita tidak memaafkan, kita juga kan tidak luput dari kesalahan," kata Kapitra.


Meski begitu, Kapitra meminta hal itu harus menjadi pelajaran bagi Soekmawati karena tidak ada sesuatu apapun yang bebas nilai di dunia. Meski puisi itu merupakan ekspresi kebudayaan, tetap saja terikat dengan nilai dan norma.

Menurut Kapitra, apabila Soekmawati tidak mengerti mengenai syariat Islam, hal itu menjadi tanggung jawab ulama dan umat Islam.

Dibuat Sejak 2006

Sukmawati menyatakan puisi menjadi kontroversi itu sebenarnya sudah diterbitkan bersama sejumlah karya lainnya sekitar 12 tahun lalu.

"Puisi Ibu Indonesia adalah salah satu puisi yang saya tulis, yang menjadi bagian dari Buku Kumpulan Puisi Ibu Indonesia yang telah diterbitkan pada 2006," kata Sukmawati dalam jumpa pers di Cikini, Rabu (4/4).

Sukmawati mengatakan tidak bermaksud menghina umat Islam. Namun, puisi itu merupakan pandangan pribadinya sebagai seorang seniman dan budayawan.


"Puisi Ibu Indonesia ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan dan saya rangkum semata mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia Asli," kata Sukmawati.

Dalam puisinya, Sukmawati menyebut kidung lebih indah dari azan, serta konde lebih indah dari cadar. (gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER