NU Tekankan Perpaduan Tradisi dan Syariat Lewat Cerita Wayang

DHF | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Apr 2018 23:39 WIB
Nahdhlatul Ulama merayakan hari lahir (harlah) ke-95 dengan menggelar pentas wayang kulit di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (7/4) malam.
Penggunaan wayang dalam berdakwah menjadi salah satu cikal bakal Islam Nusantara, ajaran yang dipegang teguh NU. (Ilustrasi/ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nahdhlatul Ulama merayakan hari lahir (harlah) ke-95 dengan menggelar pentas wayang kulit di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (7/4) malam.

Mengenai alasan menggelar pertunjukan tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj menyatakan wayang sebagai seni yang penuh nilai filosofi.

"Wayang khasanah yang syarat nilai, kontennya filsafat kehidupan. Tidak menggunakan premis-premis rasional, tapi perumpamaan. Hal ini sering dipakai dalam Alquran," kata Said saat tausiyah kebangsaan di Peringatan Harlah ke-95 PBNU.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Said juga menyampaikan wayang pernah digunakan Wali Songo sebagai medium dalam menyebarkan Islam di seluruh penjuru Pulau Jawa. Dia menyebut penggunaan wayang dalam berdakwah menjadi salah satu cikal bakal Islam Nusantara, ajaran yang dipegang teguh NU.

"Oleh Sunan Kalijaga bahkan diisi nilai ajaran Islam. Ini Islam Nusantara, Islam yang menjadikan budaya sebagai infrastruktur agama. Agama berlandaskan kebudayaan," tutur Said.

Acara malam ini merupakan peringatan harlah NU berdasarkan penanggalan Hijriah. Sebelumnya, pada 31 Januari 2018, NU menggelar harlah ke-92 berdasarkan penanggalan Masehi.

NU Tekankan Perpaduan Tradisi dan Syariat Lewat Cerita WayangKetua Umum Pengurus Besar Nahdhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj menyatakan wayang sebagai seni yang penuh nilai filosofi, dan memiliki sejarah dalam penyebaran Islam di Jawa. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)



Selain dari kalangan Nahdliyin, dalam kesempatan malam ini beberapa tokoh nasional juga tampak hadir. Ada politikus senior Golkar Akbar Tanjung dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Susi menyampaikan sambutan mewakili Pemerintah. Dalam sambutannya ia berbagi kisah terkait pewayangan.

"Saya dulu sering nonton wayang, saya sangat hobi nonton wayang. Dulu saya kalau nonton wayang datang jam dua belas malam, kalau sore belum begitu ramai soalnya," ujar Susi mengenang masa mudanya.

Meski begitu Susi menyampaikan tidak bisa mengikuti pertunjukan wayang dalam peringatan harlah NU yang didalangi Ki Cahyo Kuntadi itu sampai usai malam ini.

"Saya mohon maaf pak Kyai, tidak bisa nonton sampai pagi. Besok harus jagain empat cucu saya," ujar perempuan yang juga dikenal sebagai pengusaha perikanan asal Pangandaran, Jawa Barat tersebut. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER