Jakarta, CNN Indonesia -- Apel Akbar
Hari Santri Nasional yang digelar di Tugu Proklamasi Jakarta telah ditutup pada Minggu (22/10) siang. Dua benda bersejarah diserahkan kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.
Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia Nahdatul Ulama (Lesbumi NU) menyerahkan tongkat milik pendiri NU KH Hasyim Asy'ari dan pataka dari Kerjaan Majapahit.
Said menyebut dua benda bersejarah itu sebagai simbol kebesaran nusantara dan NU. Dia berharap semangat perjuangan yang diwariskan kepada para leluhur bisa diteruskan generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bertepatan dengan Hari Santri ini saya diserahkan dua benda bersejarah ini sebagai simbol kebesaran nusantara dan semangat untuk NU ke depannya," ujar Said.
Penyerahan dua benda bersejarah itu merupakan salah satu rangkaian penutup dalam kegiatan Apel Hari Santri Nasional. Rencananya, benda pusaka tersebut akan disimpan di kantor PBNU, Jalan Keramat Raya, Jakarta Pusat.
"Semoga benda ini membawa berkah dan jimat bagi nusantara, akan kita taruh di kantor PBNU, Insyaallah pasti mendapat berkah," ujarnya.
Penutupan Apel
Hari Santri ini juga dimeriahkan dengan acara karnaval budaya. Berdasarkan pengamatan
CNNIndonesia.com, para peserta karnaval membawa berbagai atribut dan bendera berlambang NU dan Sang Saka Merah Putih.
 Apel Hari Santri Nasional ditutup dengan acara karnaval budaya di Tugu Proklamasi, Jakarta. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Karnaval ini turut menampilkan kelompok marching band, pertunjukan reog, kelompok musik rebana, dan arak-arakan kereta kencana peninggalan Kiai Hasyim Asy'ari.
Peserta karnaval berasal dari berbagai pondok pesantren dan sekolah. Identitas mereka terlihat dari spanduk yang dibawa di setiap rombongan.
Hari Santri Nasional ditetapkan pada 22 Oktober 2015 melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan Hari Santri ini merupakan salah satu janji Jokowi saat kampanye Pemilihan Presiden 2014.
Apel hari ini dihadiri sejumlah pimpinan berbagai lembaga tinggi negara seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, Ketua PBNU Said Aqil Siradj, serta Wakil Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar.
[Gambas:Video CNN]