Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku siap mengusung 55 nama yang tidak memiliki pengalaman sebagai kader partai politik menjadi calon anggota DPR pada Pemilu 2019 mendatang. Jumlah bakal caleg tersebut merupakan hasil seleksi gelombang pertama.
Berdasarkan data yang diperoleh CNNIndonesia.com, sebagian besar latar belakang 55 caleg PSI itu adalah karyawan swasta dan wiraswasta yang mencapai 19 nama. Selain itu, dokter, pegawai bank, konsultan, pengacara, guru, dosen, peneliti, arsitek, aktivis, penulis, mantan atlet, dan musisi serta jurnalis.
Bahkan, dua nama di antaranya masih berstatus mahasiswa dengan usia 22 tahun. Mereka sekaligus menjadi bakal caleg termuda, terpaut jauh dari bakal caleg tertua yang diusung PSI, yakni berusia 64 tahun. Adapun, rata-rata usia bakal caleg, yakni 38 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak memiliki pengalaman politik, sebagian dari mereka diketahui telah memiliki pengalaman organisasi. Misalnya, Mohammad Guntur Romli yang pernah menjadi Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Mesir medio 2002-2004 silam.
Contoh lain, yakni Danik Eka Rahmaningtyas. Perempuan berusia 25 tahun tersebut sempat menjadi Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Beberapa nama lainnya mencetak prestasi sebelum terjun ke dunia politik. Mereka adalah vokalis band Nidji, Giring Ganesha, serta mantan atlet bulu tangkis nasional, Haryanto Arbi.
Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengaku partainya memang lebih suka merekrut orang yang tidak memiliki pengalaman sebagai kader partai politik. Hal itu dilakukan agar lebih mudah menanamkan asas dan arah politik PSI.
"Prinsipnya, kami lebih memilih orang yang benar-benar baru ketimbang orang yang sudah berpengalaman dan membawa kultur lama yang sulit diubah," ucap Antoni melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (7/4).
Ia tidak khawatir caleg yang diusungnya nanti kesulitan beradaptasi ketika menjadi anggota DPR. Ia yakin caleg pilihannya berwawasan luas, sehingga dapat beradaptasi dengan cepat. Selain itu, PSI juga memberikan bekal melalui kelas-kelas politik secara intensif sebelum para caleg berkontestasi dalam Pemilu.
"Minggu ini mulai pembekalan dari yang teoretis, soal demokrasi, HAM, peran dan tugas DPR dan lain-lain sampai dengan urusan penjangkauan konstituen," katanya.
Wakil Sekjen PSI Danik Eka Rahmaningtyas optimistis caleg PSI yang terdiri dari beragam latar belakang profesi dapat bekerja optimal di masing-masing Komisi di DPR.
"Iya mereka tidak punya pengalaman politik praktis sebelumnya. Namun, profesionalitas kinerja di bidang masing-masing tidak dapat diragukan. Kami yakin, mereka akan mampu mengisi komisi-komisi dengan profesional," tegas Danik.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PSI Sumardy mengatakan bahwa PSI tak melarang mantan kader partai politik lain untuk mendaftar menjadi caleg. Meskipun, sejauh ini, lebih banyak pendaftar yang bukan mantan kader partai politik lain.
"Itu menunjukkan kuatnya daya tarik PSI bagi kalangan profesional yang selama ini kerja di dunia swasta untuk masuk ke politik," imbuh dia.
Diketahui, 55 nama caleg baru saja dirilis PSI merupakan hasil seleksi gelombang pertama. Selanjutnya, kata Sumardy, PSI akan kembali melakukan seleksi gelombang kedua pada 21-22 April di DPP PSI, Jakarta.
Gelombang seleksi akan terus dilakukan PSI dalam rangka merekrut caleg untuk memperebutkan seluruh kursi yang ada di DPR. "Total akan memasukkan 580 caleg sesuai jumlah kursi yang diperebutkan," pungkasnya.
(bir)