Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman mengaku belum mendapat undangan dari Partai Gerindra terkait rencana partai itu mendeklarasikan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019, 11 April mendatang. Karena alasan itu Sohibul belum memastikan hadir dalam acara tersebut.
"Sekarang saya belum diundang ya, jadi mungkin mereka masih butuh waktu tapi informasi terakhir kita dapatkan seperti itu (deklarasi capres 11 April)," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (9/4).
Deklarasi Prabowo sebagai capres masih simpang siur. Sejumlah elite partai itu mengatakan deklarasi akan dilakukan 11 April mendatang, namun hal itu telah dibantah sendiri oleh Prabowo. Deklarasi, kata dia, akan dilakukan bila sudah mengantongi tiket dukungan dari partai politik lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggal 11 belum deklarasi, (tapi) rapat koordinasi nasional. Apel kader nasional, jelas dan intern. Maaf tidak ada media," ujar Prabowo, Kamis (5/4) pekan lalu.
Sohibul sendiri tetap meyakini acara deklarasi capres tetap akan berlangsung 11 April mendatang.
"Yang disampaikan kepada kami dari pihak Gerindra bahkan Prabowo langsung, memang mereka akan melakukan deklarasi pencapresan tanggal 11 (April). Sampai hari ini Pak Prabowo maupun pihak Gerindra belum memberikan koreksi, jadi asumsi saya adalah mereka akan melakukan deklarasi tanggal 11," tuturnya.
Terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut partainya akan segera mendeklarasikan Prabowo sebagai capres jika Rakornas Gerindra pada 11 April 2019, resmi mendeklarasikan Prabowo sebagai capres.
"Kami PKS sudah
mutusin. Tinggal Gerindra kami tunggu sesegera mungkin untuk memutuskan," ujar Mardani di Gedung DPR, Jakarta.
Meski mendesak Gerindra, Mardani memahami setiap partai memiliki mekanisme dan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
PKS sebagai calon koalisi Gerindra, kata Mardani hanya menilai deklarasi Prabowo yang disegerakan bisa berdampak positif bagi persiapan Pilpres tahun 2019.
Untuk saat ini, Mardani memaklumi elektabilitas Prabowo saat ini masih di bawah Joko Widodo. Namun, ia memprediksi elektabilitas Prabowo akan meningkat pasca penetapan capres dan cawapres oleh KPU.
Meningkatnya elektabilitas itu, kata dia disebabkan peta dukungan capres dan cawapres sudah lebih jelas karena tidak ada lagi calon lain sebagaimana yang beredar saat ini.
"Yang tinggi akan turun sedikit dan yang terlalu bawah akan naik sedikit karena sudah dibersihkan itu orang-orang yang tidak punya tiket," ujarnya.
Mardani pun mengklaim PKS tidak akan menjadikan elektabilitas sebagai acuan memenangkan Pilpres. Partainya akan mengutamakan strategi politik dalam memenangkan Prabowo.
Hal itu, kata Mardani sudah dibuktikan dalam Pilkada DKI, saat Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang semula tak diperhitungkan berhasil mengalahkan pasangan Ahok-Djarot.
"Buat kami elektabilitas bukan nomor satu. Tapi probabilitas menang nomor satu dan itu ada strategi, ada hitungannya," ujar Mardani.
(wis/gil)