Sidoarjo, CNN Indonesia -- Seorang pengedar sekaligus kurir sabu di Sidoarjo, Jawa Timur mengaku bertransaksi di depan Masjid Agung agar aman. Terbukti, transaksi dengan seorang bandar di depan Masjid Agung Sidoarjo berjalan lancar.
Kurir bernama Kabul itu baru tertangkap di rumah kos nya beberapa saat usai mengonsumsi sebagian sabu yang akan dijualnya.
Kabul mengaku mengenal bandar sabu dari seorang temannya berinisial JJ. Dengan bandar tersebut, Kabul akan dititipi sabu dan boleh dikonsumsinya asal tidak banyak-banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia dan bandar tersebut mengatur pertemuan. Semula mereka akan bertemu di Alun Alun Sidoarjo namun dibatalkan dan berjanji untuk bertemu di depan Masjid Agung.
Ternyata setelah datang ke lokasi, Kabul tak bertemu dengan bandar. Di bawah sebuah tiang listrik di depan Masjid Agung, Kabul hanya menemukan bungkusan koran berisi sabu sepuluh gram, plastik klip, dan timbangan elektrik.
"Langsung saya ambil dan saya bawa ke tempat kos di Krian," kata Kabul.
Sesampainya di tempat kos, Sabu ditimbang dan dibagi menjadi enam paket. Tak mau kehilangan kesempatan, Kabul pun mengambil sedikit buat dikonsumsi. Dia mengajak dua rekannya berpesta narkoba di tempat kos itu.
Apes, beberapa saat setelah mengonsumsi sabu tersebut, polisi datang menggerebek. Kabul tidak bisa mengelak setelah polisi yang menggeledah dan menemukan enam paket sabu, timbangan elektrik, serta alat isap yang baru saja dipakainya.
Selanjutnya, Kabul digelandang ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kasat Reserse Narkoba, Polresta Sidoarjo Kompol Sugeng Purwanto mengatakan, mereka masih menyelidiki tersangka termasuk jaringan di dalamnya. Dari hasil penangkapan, petugas mendapati enam paket sabu seberat sepuluh gram.
"Ada juga timbangan elektrik, dan beberapa barang bukti lain juga turut diamankan dalam penangkapan. Selanjutnya, kami masih melakukan pengejaran terhadap tersangka lain," singkatnya.
(dik/ayp)