Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyebut dirinya tak akan memaksa atau menyodorkan diri kepada Joko Widodo agar dipilih menjadi cawapres dalam pilpres 2019. Hal ini menanggapi beredarnya isu yang menyebut Romy, sapaannya, akan maju sebagai cawapres Jokowi.
"Tidak perlu kita menyodorkan diri, memaksa-maksa, karena sekarang yang dibutuhkan adalah Indonesia yang aman, damai, tenteram," ujar Romy saat memberikan sambutan dalam musyawarah nasional (munas) alim ulama di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/4).
Romy mengaku kerap ditanya sesama pimpinan partai terkait maraknya
billboard atau papan reklame yang memajang foto wajahnya di sejumlah tempat. Ia membantah
billboard itu menjadi ajang 'pemanasan' buat dia maju sebagai bakal cawapres mendampingi Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiap saya ditanya maka saya katakan bahwa yang mau jadi bakal cawapres itu banyak," katanya.
Menurut Romy, pihaknya tak bisa serta merta mendeklarasikan diri sebagai cawapres bagi Jokowi. Sebab, ia harus berkomunikasi dengan partai koalisi pendukung Jokowi lainnya. Pemilihan cawapres ini, kata dia, ibarat pinangan laki-laki kepada perempuan.
"Kira-kira kalau ada jejaka yang akan meminang lebih suka perempuan yang malu-malu atau perempuan yang malu-maluin. Itu cuma beda (imbuhan) '-in' saja," selorohnya.
Romy mengatakan dalam Alquran telah menyebutkan bahwa seorang yang memimpin harus memiliki keahlian. Namun, menurutnya, pihak yang dapat menilai apakah orang itu ahli atau tidak sejatinya adalah orang lain.
"Kita tidak tahu cakap atau tidak (jadi cawapres). Kalau yang menilai orang lain baru pantas disandingkan," ucapnya.
(osc/wis)