Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Muhammad Sarmudji menilai pertemuan tertutup antara Presiden
Joko Widodo dengan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak bertujuan memecahkan koalisi yamg dibangun partai tersebut dengan Gerindra.
Menurut Sarmudji justru sebaliknya, pertemuan
Jokowi dengan PKS itu untuk menyatukan sejumlah hal yang bisa saja selama ini ada kesalahpahaman.
"Enggak, enggak ada istilah memecah. Justru istilahnya menyatukan, menyatukan berbagai hal yang mungkin saja selama ini ada kesalahpahaman atau titik pandang yang berbeda," kata Sarmudji di kompleks parlemen, Kamis (26/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarmudji mengatakan PKS yang selama ini berada di luar koalisi pendukung pemerintah justru dapat menemukan titik pandang yang sama dengan Jokowi usai pertemuan itu.
Golkar, kata dia juga mengapresiasi langkah Jokowi yang tidak memilah untuk bertemu kelompok manapun, termasuk PKS yang selama ini kritis terhadap pemerintah.
"Justru bagus saja karena selama ini kan PKS dianggap kritis kepada pemerintah, bahkan oposan. Kalau yang oposan saja bisa bertemu dengan pemerintah, apalagi yang lain," kata Sarmudji.
Meski demikian, Sarmudji ragu jika pertemuan itu akan mengubah haluan PKS untuk bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah. Meski Golkar pun menyatakan terbuka jika PKS nantinya bersedia bergabung.
"Tentu kita syukuri, semakin banyak kekuatan semakin bagus. Tapi apa iya PKS bergabung dengan kita? Kita syukuri, pasti kita syukuri," katanya.
Sebelumnya, Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf membenarkan ada pertemuan antara petinggi PKS dengan Jokowi. Pertemuan dilakukan sebanyak dua kali secara informal.
Al Muzzammil menyebut elit PKS yang bertemu dengan Jokowi adalah Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri.
Menurutnya, pertemuan antara elit PKS dengan Jokowi adalah hal biasa, sebab Jokowi juga melakukan pertemuan dengan seluruh petinggi partai, termasuk Gerindra.
(osc/ugo)