Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri berharap perayaan
May Day atau Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei nanti tidak ditunggangi oleh kepentingan politik suatu pihak, terutama yang berkenaan dengan Pilpres 2019.
"Saya enggak mikir terlalu jauh, lah. Mudah-mudahan enggak," kata Hanif di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (28/4), menjawab kemungkinan
May Day disusupi kepentingan politik
Lebih dari itu, Hanif tidak peduli jika pada perayaan
May Day nanti ada yang menyuarakan agar dirinya dicopot dari jabatan Menaker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku tidak takut ada aspirasi semacam itu pada
May Day dan hanya ingin fokus bekerja karena telah dipercaya oleh Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Menaker.
"Saya enggak mikir yang kayak begitu-begitu. Pokoknya saya amanah, saya kerja sebaik-baiknya, cuma itu aja. Kalau yang lain-lain saya enggak urus," ucap Hanif.
Hanif lalu mengimbau kepada para buruh agar merayakan
May Day dengan penuh suka cita.
Jika ingin memperjuangkan sesuatu, kata Hanif, diperjuangkan dengan hati yang riang gembira sehingga buruh akan merasa optimis terhadap apa yang diperjuangkan.
Selain itu, buruh akan lebih matang dalam menentukan metode atau strategi dalam memperjuangkan sesuatu.
"Itulah makanya kita pakai tagline
May Day is a fun day," ucap Hanif.
Menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa ini lalu menyindir pihak yang merasa paling benar dalam menentukan kegiatan yang mesti buruh dilakukan saat
May Day.
Menurut dia setiap buruh berhak untuk merayakan
May Day dengan kegiatan apa pun. Dengan kata lain, tidak ada keharusan bagi buruh untuk melakukan unjuk rasa atau demonstrasi.
"Ada yang bilang, '
May Day kok mancing,
May Day ya demo'. Nah, itu
monggo, yang mau demo silakan asal tertib, yang mau mancing silakan, mau liburan keluarga silakan," kata Hanif.
"Jangan menganggap paling benar. Yang penting itu," lanjutnya.
Perayaan
May Day di Indonesia acap dilakukan dengan menggelar aksi unjuk rasa. Pada Jumat (27/4) lalu, Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak) mengklaim bakal mengerahkan 150 ribu orang secara nasional di 18 provinsi untuk melakukan aksi unjuk rasa saat
May Day.
Gerakan itu disebut diperlukan sebagai kendaraan politik karena eksekutif dan partai-partai tak bisa menyuarakan aspirasi buruh.
Sekretaris Jendral Kelompok Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Daman Panca mengatakan 30 ribu dari 150 ribu buruh itu akan berunjuk rasa di Jakarta.
Aksi di ibu kota rencananya berupa
long march dari Bunderan Hotel Indonesia (HI) menuju Istana Negara, yang kemudian dilanjutkan ke kantor Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO). Aksi ini dilakukan sejak pukul 09.00 WIB.
(wis)