Film Deja Vu Bantu Mustofa Ungkap Kode Gelang di CFD

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Kamis, 03 Mei 2018 12:47 WIB
Film Deja Vu yang dibintangi Denzel Washington menginspirasi Mustofa Nahra mengorek kejanggalan dalam insiden intimidasi di car free day akhir pekan lalu.
Aktivis Gerakan #2019GantiPresiden Mustofa Nahra. (Foto: Dok. Mustofa Nahrawardaya via facebook.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Intimidasi saat car free day di kawasan MH Thamrin, Jakarta, akhir pekan lalu menjadi pukulan berat bagi aktivis gerakan #2019GantiPresiden, Mustofa Nahrawardaya. Ia dikecam oleh banyak pihak karena dianggap salah satu yang bertanggung jawab dalam insiden tersebut.

Tiga hari setelah kejadian, tepatnya pada Selasa (1/5), Mustofa yang masih menyesali kejadian tersebut, memeras otak untuk memahaminya.

Mustofa lantas berinisiatif memeriksa secara detail rekaman video intimidasi yang tengah viral tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata dia, inisiatif memeriksa rekaman video terinspirasi dari film Deja Vu (2006) yang dibintangi aktor watak Denzel Washington. Mustofa mengaku sangat menyukai film tersebut.

Deja Vu sendiri bercerita tentang upaya agen khusus Douglas Carlin (Denzel Washington) mencegah serang teror di New Orleans, Amerika Serikat. 

Mustofa mengatakan pencegahan itu dilakukan salah satunya dengan meneliti secara cermat rekaman-rekaman video. Penelitian dilakukan dengan mengamati setiap detik adegan video rekaman.

"Nah, ini pun saya terapkan di sini. Video (intimidasi) yang dibikin oleh Jakartanicus itu saya putar ulang-ulang, tiap detik tiap detik," kata Mustofa saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (3/5).

Seperti di film Deja Vu, ujar Mustofa, rekaman video intimidasi juga diperiksa cermat. Dia membolak balik alur setiap adegan hanya demi mengetahui secara detail apa yang ditangkap oleh video tersebut.

"Saya pakai aplikasi khusus di laptop," kata dia.

Kerja Mustofa tersebut ternyata tak sia-sia. Setidaknya, menurut dia, pengamatannya menemukan sejumlah hal yang ia anggap sebagai kejanggalan. 

Salah satunya adalah pemakaian gelang cokelat oleh sejumlah orang baik di kubu #2019GantiPresiden maupun kubu #DiaSibukKerja. 

Mustofa menemukan orang yang mengintimidasi, korban intimidasi dan sejumlah sosok yang dia curigai, sama-sama mengenakan gelang cokelat.

Tak hanya itu, sekelompok anak-anak yang memakai kaus #DiaSibukKerja juga disebut Mustofa mengenakan gelang cokelat. Ia menduga gelang cokelat itu kode khusus untuk sebuah operasi intelijen.

"Persoalan itu intelijen mana, persoalan lain. Kan, intelijen banyak ada yang asing ada yang di sini. Banyak, lah," kata dia.

Kini temuan Mustofa ihwal gelang cokelat tersebut, menjadi viral di media sosial. Di laman twitter, netizen cukup menulis gelang cokelat untuk mencari tahu informasi seputar itu.

Mustofa sendiri mengaku enggan melaporkan kejanggalan ini ke pihak kepolisian.

"Enggak. Saya tidak lapor karena saya hanya iseng-iseng aja. Buat apa dilaporin," ujar Mustofa.

Aktivis #DiaSibukKerja Susi Ferawati membantah gelang yang ia kenakan terkait dengan operasi intelijen seperti dugaan Mustofa.

Saat dihubungi, Susi menyebut gelang yang ia pakai adalah pemberian seorang pemilik toko di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, ketika dirinya menunaikan ibadah umrah.

"(Dipakai) maksudnya untuk ingat Nabawi, ingat ibadah di Mekkah, ingat umrah. Saya umrah 21 Maret. Ada foto-fotonya," kata Susi.

Susi lantas mempertanyakan logika Mustofa yang menyoroti gelang miliknya.

"Aneh enggak, sih. Laki-laki mempermasalahkan saya pakai gelang. Mau gelang saya kotak-koyak, kek, segitiga, mau emas mau perak. Namanya gelang, kan, aksesoris. Apa sih maknanya," ujar Susi.
(gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER