Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menerima mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal
Gatot Nurmantyo di kompleks parlemen. Saat menerima Gatot, Ketua Umum PAN itu sempat melontarkan candaan.
"Saya terima capres ini. Mentang-mentang Pak Gatot yang datang ramai sekali," kata Zulkifli saat menyalami Gatot sebelum sesi konferensi pers usai pertemuan, Selasa (8/5).
Zulkifli mengakui sebagai mantan Kepala Staf Angkatan Darat, Gatot digadang-gadang sebagai capres. Dalam pertemuan, Zulkifli juga menyebut membahas seputar pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin mengajak Pak Gatot sebagai tokoh untuk bersungguh-sungguh juga di tahun politik ini menyerukan pemilu yang damai. Kita sudah milih demokrasi tentu suatu keharusan suatu keniscayaan bahwa ada pilpres lima tahunan, ada Pilgub itu hal yang biasa," katanya.
Sementara itu, Gatot mengatakan sudah sejak lama ingin bertemu Zulkifli. Dalam pertemuan beberapa hal disampaikannya seperti kekhawatiran
proxy war, ancaman terhadap budaya dan nilai budi pekerti, persoalan bahaya narkotika termasuk pilpres.
"Berkaitan dengan pilpres yang sudah mulai ramai, saya hanya sampaikan bahwa budaya kita adalah musyawarah untuk mufakat," katanya.
"Ini adalah budaya yang sangat luhur dan pilpres sebenarnya, kan, pesta demokrasi, cuma konotasi pesta diubah dan saya punya keyakinan beberapa pemilu lalu semua berjalan aman," ujar Gatot.
Gatot memang salah satu tokoh yang digadang berpotensi menjadi calon presiden. Namanya telah masuk dalam bursa kandidat capres berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga.
Para pendukung Gatot pun telah membentuk sejumlah kelompok relawan. Namun, sampai saat ini, Gatot belum mempunyai kendaraan politik demi memuluskan jalan menjadi capres.
Untuk menjadi capres, Gatot harus diusung partai politik atau gabungan parpol yang memenuhi ambang batas presiden atau presidential treshold yakni 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2014 lalu.
(wis/sur)