Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengakui rerata nilai
Ujian Nasional tingkat SMA/SMK/MA, khususnya mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia, pada tahun ini jeblok. Kemendikbud beralasan hal itu bakal menjadi bahan pertimbangan mereka untuk menyiapkan materi dan soal UN tahun depan.
"Hasil UN ini selanjutnya akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno, di kantornya, Rabu (9/5).
Menurut Totok, hasil analisis itu bakal didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan buat ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad menyatakan yang perlu dilakukan dalam proses penilaian adalah menindaklanjuti hasil telaah itu. Hamid berjanji akan menjadikan hasil diagnosis sebagai salah satu acuan dalam pembuatan kebijakan peningkatan proses pembelajaran.
"Satu hal positif yang perlu dicatat adalah hasil UN tahun ini semakin memberikan gambaran apa adanya tentang salah satu hasil belajar para siswa. Sehingga, hasil UN tersebut bisa dijadikan pijakan yang lebih meyakinkan untuk perbaikan kualitas pendidikan ke depan," ujarnya.
Terpisah, Mendikbud Muhadjir Effendy memaklumi akan terjadi penurunan nilai UN. Hal itu lantaran Kemendikbud memberikan sepuluh persen porsi soal berstandar High Order Thinking Skills (HOTS), yakni soal yang tingkat kesulitannya setara dengan ujian masuk perguruan tinggi pada setiap mata pelajaran.
Muhadjir berkeras soal-soal UN yang menuntut penalaran sudah harus diperkenalkan kepada para peserta didik.
"Ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar kita dengan standar internasional, antara lain seperti standar Program for International Student Assessment (PISA)," kata Muhadjir.
(ayp/gil)